JawaPos.com–Pemerintah Provinsi Riau selesai memasang 6 unit payung elektrik raksasa di pelataran Masjid Raya Agung An Nur Provinsi Riau. Sehingga, mendorong realisasi fisik pekerjaan sarana ibadah umat muslim itu sudah mencapai 90 persen.
”Dengan pemasangan payung konvertibel besar itu, kini Masjid Raya Agung Annur tinggal penyelesaian tahap akhir. Yakni untuk pekerjaan minor lainnya yang sedang dipercepat,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Permukiman Pertanahan (PUPR-PKPP) Riau M. Arief Setiawan seperti dilansir dari Antara di Pekanbaru, Jumat (17/2).
Dia mengatakan, payung konvertibel besar itu mirip dengan payung yang berada di Masjid Nabawi. Dirancang dengan arsitektur yang presisi satu sama lain, berfungsi untuk memberikan perlindungan jamaah dari hujan dan sengatan sinar matahari.
Arief menjelaskan, Pemrov Riau sudah memberikan waktu pada rekanan untuk menyelesaikan selama 50 hari kerja dengan masa kontrak selesai pada 16 Februari, terhitung sejak akhir Desember 2022.
”Akan tetapi, kami kembali memberi kesempatan kedua kepada rekanan untuk menuntaskan pekerjaan proyek payung elektrik tersebut,” tutur Arief Setiawan.
Menurut dia, realisasi fisik pekerjaan sarana ibadah tersebut mencapai 90 persen lebih. Penyedia harus bisa menyelesaikan sisa pekerjaan dengan mempertimbangkan secara teknis dari pengawas terkait pemberian kesempatan kedua karena pekerjaan yang tertinggal hanya pekerjaan minor.
Berdasar data Pemrov Riau, PT Bersinar Jesstive Mandiri adalah rekanan asal Jakarta Timur yang membangun enam payung elektrik Masjid Raya Agung Annur Riau tersebut. Nilai kontrak sebesar Rp 40,7 miliar dari pagu anggaran lebih sebesar Rp 42 miliar, berasal dari APBD Riau 2022.
Masjid An Nur secara resmi bernama Masjid Agung An Nur, adalah sebuah masjid bersejarah di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau. Masjid itu awalnya dibangun pada 1963 dan diresmikan Gubernur Riau Arifin Achmad, pada 1968. Kemudian pada 2000, masjid itu direnovasi pada masa pemerintahan Gubernur Saleh Djasit dengan luas tiga kali lipat dari 4 hektare menjadi 12,6 hektare.
Setelah direnovasi, masjid itu diklaim menjadi salah satu masjid termegah dan menjadi satu ikon wisata religi yang membanggakan masyarakat Riau.