JawaPos.com – PT Pertamina (Persero) selaku distributor bahan bakar minyak (BBM) dan LPG dalam negeri berharap pemerintah memperbaiki kriteria penerima subsidi. Sebab, saat ini penyaluran subsidi ini masih tidak tepat sasaran, seperti solar subsidi.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dalam hal ini meminta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengajukan revisi terhadap Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM. “Solar subsidi hari ini 95 persen dikonsumsi oleh masyarakat, padahal itu untuk angkot, logistik. Jadi, memang masalahnya adalah bagaimana kita mengendalikan. Kita juga mengusulkan kepada Kementerian ESDM untuk segera merevisi Perpres 191/2014 tentang kriteria yang berhak mendapatkan BBM subsidi karena saat ini, sekarang itu semua dapat,” kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (6/4).
Selain itu, jika ada yang bertanya kenapa barang subsidi seperti langka di lapangan, ia menjelaskan bahwa semua barang tersebut itu telah ditetapkan kuotanya. Dan untuk solar sendiri, kuota yang disubsidikan sebesar 15,1 juta kilo liter (kl).
“Bapak ibu, yang namanya barang subsidi kan ada kuotanya, untuk solar subsidi kuota 15 juta kl, 14 juta untuk ritel dan 1 juta industri kecil itu dengan asumsi 3,5 persen pertumbuhan ekonomi,” terangnya.
Namun sangat disayangkan, saat ini telah terjadi over-kuota sampai 13 persen. Nicke juga mengatakan, sebenarnya apabila terjadi over-kuota, barang subsidi tidak bisa didistribusikan karena APBN akan jebol.
“Harusnya kita tidak boleh menjual, tapi kita menyadari bahwa mobilitas sudah naik dan demand naik. Maka atas izin pemerintah pada minggu kedua Maret kita mulai membuka keran, meski over kita tetap isi,” tuturnya.
Ia juga menyadari bahwa dengan ini akan ada over-kuota hingga 2 juta kl jika tidak dilakukan pengendalian. Mengingat bahwa konsumsi solar subsidi sebesar 95 persen dari total konsumsi solar.
“Tapi hari ini kami sadari kebutuhan tinggi Ramadan, itu over-kuota seluruh daerah, tapi kami tetap kita supply,” tutup Nicke.