SMPN 4 Surabaya berhasil menanam padi dan sayur di atap sekolah untuk ketahanan pangan. Banyak tantangan yang dihadapi. Terutama menanam padi di atap yang dianggap lebih menantang daripada di sawah.
—
SMPN 4 Surabaya memiliki lahan kosong di atap gedung lama. Tak ingin menyia-nyiakan tempat tersebut, pihak sekolah pun memanfaatkannya sebagai tempat bercocok tanam atau kerap disebut roof garden. Di sana, mereka menanam berbagai macam tumbuhan. Mulai tanaman hias di dalam green house, tabulampot atau tanaman buah-buahan dalam pot, sayur-mayur hidroponik, hingga padi dalam bentuk hidroganik.
Hidroganik sekilas mirip dengan hidroponik. Bedanya terletak pada pupuk tanaman yang digunakan. Penanggung jawab lingkungan SMPN 4 Surabaya Mas Roro Suhartini menjelaskan, tanaman hidroponik masih menggunakan zat kimia sebagai pupuk dan vitamin. ’’Sedangkan hidroganik benar-benar organik, menggunakan pupuk dari kotoran lele,’’ jelasnya.
Tanaman padi termasuk yang paling baru dibudidayakan di roof garden SMPN 4 Surabaya. Sekaligus paling menantang karena sebelumnya jarang ada sekolah yang menanam padi di atas atap. Pihak sekolah menanam padi pada pipa paralon yang sudah dilubangi dan menggunakan media tanah dalam gelas plastik. Total ada delapan pipa yang dipasang sepanjang kurang lebih 10 meter. ’’Kami pasang pompa air supaya bisa mengalirkan air dari kolam lele ke tanaman padi,’’ lanjut Mas Roro. Pompa itu bekerja terus sehingga padi bisa senantiasa dialiri air 24 jam.
Sekolah tersebut bisa menghasilkan maksimal 20 kilogram gabah saat panen. Itu target awal mereka. Namun, pada praktiknya, ternyata banyak kendala yang dihadapi. Menanam padi di atap memang menguntungkan karena terpapar banyak sinar matahari. Tetapi, di sisi lain juga lebih mudah mengundang burung-burung yang biasa terbang di sekitar sekolah. ’’Kendala kami paling susah adalah hama burung. Jadi, sebelum sempat panen, baru muncul tunas padinya, sudah dimakan burung,’’ kata Mulyo Setiono, guru lain. Karena hal itulah, saat panen beberapa waktu lalu, pihaknya hanya berhasil mengumpulkan 5 kilogram gabah.
Solusi kendala tersebut adalah menambah jaring atau paranet di sekitar tanaman padi demi bisa menghalau burung. ’’Itu pun masih rawan dirusak. Juga, masih ada celah di bagian bawah susunan pipa hidroponik yang bolong. Kami harus rutin mengawasi hidroganik padi ini agar tidak menjadi sasaran burung,’’ ucapnya.
Selain burung, angin kencang menjadi salah satu kendala yang kerap dihadapi. Karena terletak di atas atap, tanaman berisiko terkena angin lebih kencang. ’’Jika tersapu angin, tanaman yang sudah tumbuh bisa rontok dan berakibat gagal dipanen. Gelas media tanam juga kerap jatuh kena angin sehingga tanaman padi bisa rusak,’’ papar Mulyo.
Menanam padi diawali dengan bibit padi disemaikan dulu di atas media tanah kecil atau rock wall. Persemaian dilakukan selama dua minggu. Kemudian, bibit padi yang sudah memunculkan tunas itu dipindah ke tanah dalam gelas plastik. Gelas plastik ditempatkan di antara lubang-lubang pipa hidroponik.
’’Penanaman padi dengan metode ini memakan waktu lebih lama daripada hidroponik sayur. Sayur selada yang biasa mereka tanam bisa dipanen dalam waktu dua minggu,’’ tambahnya.
TIPS MENANAM PADI DAN SAYUR DI ROOFTOP
- Beri pengaman berupa jaring atau paranet untuk menghalau hama burung dan angin kencang sehingga tanaman tidak cepat rusak.
- Atur jarak lubang hidroponik/hidroganik dan jarak pipa dengan paranet di atas agar tanaman padi punya cukup ruang untuk tumbuh. Tinggi padi bisa mencapai 1 meter lebih ketika siap dipanen.
BAHAN YANG DISIAPKAN UNTUK TANAM PADI DI ATAP SEKOLAH
- Pipa paralon sepanjang 10 meter
- Pompa untuk irigasi
- Gelas untuk media tanam padi di lubang pipa paralon