JawaPos.com – Dubes Republik Indonesia untuk Singapura Suryopratomo menjelaskan Indonesia butuh modal besar untuk menjadi negara maju. Modal tersebut bukan uang. Tetapi kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki bangsa Indonesia.
Suryopratomo menuturkan Indonesia akan memasuki usia emas pada 2045 nanti. ’’Untuk menjadi negara maju nomor empat atau lima, harus ada kerja keras,’’ katanya dalam Upacara Penyerahan Ijazah (UPI) mahasiswa Universitas Terbuka (UT) Singapura secara virtual yang ditayangkan Senin (14/3).
Dia menuturkan, modal paling utama supaya Indonesia bisa menjadi negara maju adalah peningkatan kualitas manusianya atau SDM. Untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia ini, bidang pendidikan memegang kunci penting. Dengan investasi di dunia pendidikan, kualitas bangsa Indonesia bisa melompat tinggi.
’’Tidak mungkin (Indonesia, Red) jadi negara maju, jika rata-rata lama pendidikannya 6,7 tahun,’’ ungkapnya. Pemerintah bersama seluruh pemangku kepentingan di tanah air, harus berupaya keras meningkatkan rata-rata lama pendidikan atau sekolah itu.
Syarat berikutnya untuk bisa menjadi negara maju adalah semakin banyak jumlah lulusan pendidikan tinggi. Menurut dia jumlah sarjana di Indonesia saat ini tidak cukup untuk jadi penopang bangsa Indonesia menjadi negara maju. Jumlah sarjana perlu ditambah.
Di antara cara menambah jumlah sarjana adalah, meningkatkan partisipasi kuliah para pekerja migran yang tersebar di seluruh dunia. Suryopratomo mengatakan sistem perkuliahan di UT yang berbasis distance learning atau kuliah jarak jauh, cocok untuk para pekerja migran.
Dia mengatakan, jumlah pekerja migran, khususnya bidang informal, yang berkuliah masih sedikit. Dari sekitar 9 juta orang pekerja migran Indonesia (PMI), yang tercatat kuliah di UT luar negeri hanya sekitar 2.300 orang. Khusus untuk di Singapura, dari 130 ribuan PMI hanya 149 yang kuliah di UT Singapura. ’’Ini kecil sekali. Saya tekankan masih panjang perjalanan untuk mencapai Indonesia berkualitas,’’ tuturnya. (*)