JawaPos.com – Pemerintah Inggris resmi menjatuhkan sanksi terhadap pemilik Chelsea Roman Abramovich dan membekukan aset milik-nya di negara Ratu Elizabeth itu.
Selain Abamovich, Kepala Eksekutif Perusahaan Minyak Rusia Rosneft Igor Sechin juga mendapatkan sanksi yang sama dari Inggris karena hubungan mereka dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dua miliarder tersebut, serta pengusaha Oleg Deripaska dan empat oligarki Rusia lainnya, masuk dalam daftar pengusaha Rusia yang diberi sanksi sejak invasi Rusia ke Ukraina. Keputusan tersebut membuat rencana Abramovich untuk menjual Chelsea menjadi tertunda. Namun, pemerintah Inggris memastikan bahwa tim London tersebut masih tetap bermain di kompetisi yang mereka ikuti seperti biasa. Diketahui sejak pekan lalu, Abramovich berencana menjual Chelsea mulai seharga tiga miliar Poundsterling (sekitar Rp 56 triliun).
“Tidak ada tempat berlindung yang aman bagi mereka yang telah mendukung serangan kejam Putin di Ukraina,” kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson yang dikutip Antara dari Reuters pada Kamis (10/3). “Sanksi hari ini adalah langkah terbaru dalam dukungan tidak tergoyahkan Inggris untuk rakyat Ukraina. Kami akan bersikap tegas dalam mengejar mereka yang mendukung perang, pembunuhan warga sipil, penghancuran rumah sakit dan pendudukan secara ilegal negara sekutu berdaulat,” tambahnya.
Sebelumnya, anggota parlemen Inggris menyerukan agar Abramovich dan oligarki Rusia lainnya segera dijatuhi sanksi. Parlemen mengkritik pemerintahan Boris Johnson yang terlalu lamban mengambil langkah dibandingkan dengan Uni Eropa dan Amerika Serikat dalam menjatuhkan sanksi. Parlemen Inggris beralasan bahwa Sechin, yang dikenal sebagai tangan kanan Putin, sudah masuk dalam daftar sanksi AS dan Uni Eropa. Otoritas Prancis juga dikabarkan telah menyita kapal pesiarnya pada pekan lalu.
Sanksi terhadap Abramovich itu berimbas ke Chelsea, yang tidak diizinkan membeli pemain baru atau memberi kontrak baru, penjualan merchandise ditutup, Chelsea tidak boleh menjual tiket lagi (kecuali mereka yang punya tiket musiman), dan di musim mendatang tidak boleh ada fans away. Sanksi tersebut berlaku dalam jangka pendek. Meski begitu, ke depannya nanti bisa saja Inggris merevisi sanksinya yang artinya bisa diperberat atau diperingan. (*)