JawaPos.com–Polemik isu pekan mode internasional terkait ajang Paris Fashion Show yang memakai embel-embel acara Paris Fashion Week belum selesai. Pasalnya, Kamis (10/3), pihak penyelenggara Paris Fashion Week Federation de la Haute Couture et de la Mode mengeluarkan pernyataan keras lewat akun media sosial resmi Paris Fashion Week terkait kasus pencatutan nama.

Sejumlah pihak menilai apa yang disampaikan Paris Fashion Week menyindir sikap brand lokal Indonesia yang ramai-ramai berangkat ke sana dalam rangka Paris Fashion Show at Paris Fashion Week oleh Gekraf dan Kemenparekraf. Indonesia dianggap hanya mendompleng nama besar Paris Fashion Week sebagai pekan mode skala dunia.

Kritikus mode Sonny Muchlison dengan tegas bersuara bahwa ada pihak-pihak yang meremehkan aturan baku yang sudah mengakar bertahun-tahun. Sonny menyebut brand lokal Indonesia mendompleng nama besar Paris Fashion Week.

”Mereka (brand lokal) pikir dengan respons dan reaksi pers internasional akan mampu melumerkan dinding pembatas itu. Karena mereka berasumsi bahwa suara di luar cenderung lebih dominan dan menang. Padahal jelas jelas mereka mendompleng ketenaran Kota Paris dengan Paris Fashion Week-nya yang melegenda, ibarat benalu kecil yang menempel di pokok yang tinggi dan kekar,” tegas Sonny kepada JawaPos.com, Kamis (10/3).

Paris Fashion Week mengungkap saat ini ada laporan yang mereka terima tentang ada pihak tidak bertanggung jawab dengan modus menawarkan pekerjaan mengatasnamakan atau mencatut nama agensi Paris Fashion Week. Dilansir dari akun instagram @parisfashionweek terdapat pernyataan resmi bahwa Paris Fashion Week ditipu.

”Komunikasi palsu dan tawaran pekerjaan dengan nama Federation de la Haute Couture et de la Mode dan executive president-nya saat ini beredar,” tulis akun itu, Kamis (10/3).

”Klaim ini menawarkan kontrak permanen untuk agen Egeriam, dugaan agen kreatif federation,” tulis akun tersebut.

Paris Fashion Week tak menyebut siapa yang mereka maksud, namun informasi yang mereka terima, para pelaku menyebarkan tawaran tersebut di media sosial.

”Federasi de la Haute Couture et de la Mode dan presiden eksekutifnya sama sekali tidak terkait dengan profil ini yang keasliannya dipertanyakan,” tegas akun tersebut.

Mereka mengimbau, jika ada permintaan dari agensi Egeriam atau Violene Laborde dan Charlotte Seguin, agar tidak mudah percaya. Paris Fashion Week meminta jika terbukti ada penipuan, korban yang mengalaminya dapat segera melapor ke pihaknya.

”Pengaduan telah diajukan ke polisi,” kata pihak Paris Fashion Week.

Lalu bagaimana seharusnya sikap Indonesia? Sonny menilai Indonesia sudah sepatutnya minta maaf secara terbuka. Jika tidak, nama baik para desainer tanah air yang akan dipertaruhkan.

”Ya itu dianggapnya gampang membobol pintu Paris. Kami saja yang sudah di sana sejak 80an enggak bergeming dan berniat nyerobot. Seharusnya, selayaknya, sepantasnya (meminta maaf), jika tidak yang teraniaya adalah eksistensi fashion designers Indonesia,” tegas Sonny.

Terkait unggahan pihak Paris Fashion Week, Gekraf dan Kemenparekraf belum bereaksi. Sebelumnya menurut Gekraf, penyebutan nama Paris Fashion Week tak masalah asalkan tidak memakai logo FHCM. Sementara Menteri Parekraf Sandiaga Uno justru menyebut produk Indonesia laris di Paris Fashion Week.

Sedikitnya ada beberapa brand lokal dari busana hingga kosmetik dan kuliner terbang ke Paris bersama para artis. Salah satunya adalah Scarlett, Geprek Bensu, hingga 3Second.

By admin