JawaPos.com – Rencana launching Pasar Turi Baru masih menyisakan sejumlah persoalan. Khususnya bagi pedagang. Banyak hal yang masih mengganjal. Padahal, rencana operasional 22 Maret semakin dekat.
Selasa (8/3) Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengundang kedua pihak. Pihak pedagang dan pengembang. Pertemuan yang berlangsung di ruang sidang wali kota itu dihadiri tujuh perwakilan asosiasi pedagang serta PT Gala Bumi Perkasa selaku manajemen Pasar Turi Baru. Eri mencatat sejumlah keluhan pedagang.
Beberapa yang dipersoalkan adalah isi klausul dalam perubahan adendum perjanjian jual beli dari hak milik menjadi hak pakai. Juga, ada pedagang yang menempati tempat penampungan sementara (TPS) mengaku namanya dihapus dan tidak mendapatkan stan di tempat baru.
Selain itu, ada yang mempersoalkan service charge yang dinilai terlalu besar. Kondisi itu bisa memberatkan pedagang. ’’Kami minta ada keringanan service charge dulu sehingga ada waktu untuk pedagang menata diri,’’ kata Abdul Rosyid, salah seorang pedagang.
Eri memastikan, pemkot akan melakukan intervensi atas sejumlah persoalan tersebut. Dengan begitu, pembukaan Pasar Turi Baru bisa berjalan lancar. Di antaranya dengan ikut menghitung biaya service charge yang dikenakan. Sejauh ini, jelas dia, PT Gala Bumi Perkasa mematok biaya Rp 90 ribu per bulan.
Para pedagang meminta biaya bulanan lebih murah. Ada yang mematok Rp 70 ribu per bulan. Bahkan di bawah angka itu. Menurut Eri, harus dicari win-win solution untuk mencari jalan tengahnya. ’’Dijukuk tengah-tengah lah. Mungkin Rp 80 (ribu, Red) ta piro. Ini masih kita hitung,’’ kata Eri.
Adapun pedagang yang namanya belum masuk, Eri mendesak investor untuk tetap memasukkannya ke stan baru. Para pedagang juga tetap membayar biaya sewa sesuai aturan. Mereka akan diberi keringanan berupa cicilan ringan dengan suku bunga berpatokan pada kredit usaha rakyat (KUR). ’’Dengan bunga 6 persen setahun, mudah-mudahan bisa terjangkau,’’ imbuhnya.
Berbagai persoalan dicatat satu per satu. Untuk memastikan hal itu, pemkot kembali menjajaki pertemuan kedua pada Jumat (11/3). ’’Memang tidak semua aspirasi bisa diakomodasi. Tapi, kalau mau ambil keputusan, nggak bisa kuat-kuatan. Ayo ditaruh dulu ego masing-masing,’’ tegas Eri.
GM Pasar Turi Teddy Supriyadi menjelaskan, stan dalam perjanjian jual beli seharga Rp 140 juta‒Rp 150 juta. Investor, kata dia, sudah melakukan mapping terhadap kondisi para pedagang. Tujuannya, bisa menentukan kebijakan berdasar kondisi itu. Ada empat kategori.
Pertama, pedagang yang sudah membayar down payment (DP) atau uang muka 20 persen, tapi belum melunasi sisa pembayaran 80 persen. Mereka akan diberi bantuan stimulus berupa cicilan ringan. Bisa diangsur maksimal 24 bulan atau dua tahun.
Kedua, pedagang yang hanya membayar booking fee sebesar Rp 10 juta, tapi belum membayar DP 20 persen plus sisa 80 persen. Terhadap pedagang itu, investor meminta mereka untuk membayar DP dengan cara dicicil sampai tiga kali. Selanjutnya melunasi sisa 80 persen maksimal 24 bulan.
Kategori ketiga adalah pedagang yang sama sekali belum melakukan pembayaran sehingga sampai sekarang tidak punya stan di Pasar Turi Baru. Tapi, mereka adalah pedagang korban kebakaran dan namanya terdaftar dalam list dinkopdag. Menurut Teddy, mereka tetap bisa membeli stan sesuai harga perjanjian jual beli. Yaitu, Rp 140 juta‒Rp 150 juta per stan.
Skemanya sama dengan kategori pertama dan kedua. Yaitu, membayar booking fee Rp 10 juta dilanjutkan dengan DP 20 persen uang diangsur tiga kali. Berikutnya, dilanjutkan dengan mencicil sisanya 80 persen selama 24 bulan.
Kategori keempat adalah pedagang bebas. Mereka bukan pedagang lama dan tidak terdaftar dalam korban kebakaran. Mereka tidak bisa membeli stan. Namun, investor menyiapkan mekanisme sewa. Harganya Rp 15 juta per tahun. Pembayarannya bisa dilakukan dengan diangsur selama tiga bulan. ’’Jadi, kami sudah menyusun kebijakan sedemikian rupa yang sangat meringankan pedagang,’’ papar Teddy.
Sementara itu, PT Gala Bumi Perkasa terus mengebut renovasi fisik sebelum pasar dioperasikan 22 Maret nanti. Teddy mengatakan, saat ini pihaknya all-out melakukan renovasi. Baik yang bersifat fisik maupun penataan arsitektur. Renovasi yang dilakukan, antara lain, pengecatan ulang, perbaikan lantai keramik, hingga perbaikan toilet. Untuk menuntaskan pekerjaan itu, pihaknya menyiapkan 100 pekerja lebih per hari. ’’Perbaikan on progress. Sampai hari ini sudah mencapai 80 persen,’’ ujarnya.
PROFIL PASAR TURI BARU
– 7 lantai
– 6.400 stan
– 4.500 stan sudah terjual.
– 1.800 pedagang lama sudah mendaftar.
– 1.000 pedagang baru sudah membeli stan.
– 25 tahun masa hak pakai.
– Rp 140 juta‒Rp 150 juta harga stan.
Sumber: PT Gala Bumi Perkasa