JawaPos.com – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mencatat masih tingginya angka kekerasan seksual terhadap perempuan. Hal itu diketahui berdasarkan survei pengalaman hidup perempuan nasional yang digelar pada Desember 2021.
Menteri PPPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan, berdasarkan survei tersebut prevalensi kekerasaan terhadap perempuan dan anak memang menurun. Namun, angkanya masih sangat memprihatinkan.
“Prevalensi kekerasan fisik dan atau seksual yang dilakukan pasangan dan selain pasangan tahun 2021 masih dialami oleh 26,1 persen atau 1 dari 4 perempuan usia 15 sampai 64 tahun selama hidupnya,” kata Bintang kepada wartawan, Rabu (9/3).
Sementara survei nasional pengalaman hidup anak dan remaja 2021, menggambarkan bahwa anak perempuan lebih banyak mengalami lebih dari satu jenis kekerasaan sepanjang hidupnya, dibanding anak laki-laki. Grafik menanjak di balik kondisi ini yaitu terjadi peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan maupun anak yang terlaporkan.
“Tren meningkatnya pelaporan kasus di tengah menurunnya prevalensi kekerasan, artinya masyarakat mulai berani untuk melapor. Semakin masifnya penggunaan media sosial juga turut andil untuk mengungkap berbagai kasus kekerasan,” jelas Bintang.
Kendati demikian, dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa program memberantas kekerasaan seksual terhadap perempuan dan anak masih butuh perjuangan panjang. Kerja sama antarlini dibutuhkan untuk memaksimalkan pencegahan.