JawaPos.com – Banyak pakar memprediksi konflik antara Rusia dengan Ukraina berpotensi merembet ke bentrokan yang tidak hanya terjadi secara fisik dengan senjata-senjata militer saja. Lebih dari itu, masalah yang dimulai sejak Rusia menginvasi Ukraina itu bisa saja memicu peperangan di dunia maya atau terjadi cyberwar.
Sepanjang Rusia mulai melancarkan serangan militernya ke Ukraina sejak akhir Februari lalu, para jago di bidang IT kedua negara kemudian mulai saling melancarkan serangan. Aksi hack atau pembajakan sejumlah website dan fasilitas-fasilitas berbasis internet lainnya dilaporkan banyak terjadi.
Baru-baru ini dikabarkan kalau stasiun pengisian daya listrik atau charger mobil listrik di Rusia telah diretas. Charger kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV) di Negeri Beruang Merah itu kabarnya di-hack oleh kelompok dari Ukraina dan menampilkan pesan yang mendukung Ukraina serta mengecam Presiden Rusia Vladimir Putin dengan umpatan kasar.
Di area layar charger EV di beberapa titik di Rusia menampilkan pesan yang bertuliskan “Slava Ukraini!” yang dalam bahasa Indonesia berarti “Kemuliaan bagi Ukraina!” Ini seperti yang ditunjukkan oleh saluran YouTube The EV Universe.
Serangan itu memaksa layar untuk menampilkan pesan yang bertentangan dengan Putin. EV Channel mencatat bahwa video asli berasal dari posting Twitter oleh Ukrinform (@UKRINFORM), dan EV Universe membagikannya di Twitter dan YouTube dengan kredit ke aslinya.
Menurut perincian yang diberikan oleh The EV Universe, stasiun pengisian kendaraan listrik juga menampilkan pesan untuk mendukung Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Video pendek itu menyertakan beberapa dialog, meskipun tidak dalam bahasa Inggris.
Teks di layar stasiun pengisian daya ditulis dalam bahasa Rusia. Selain kata kasar dan pesan kemenangan Ukraina, layar charger EV yang dihack itu juga menyatakan kalau perangkat tersebut tidak lagi bisa digunakan.
Kendati hanya kasus individu, ini jelas memberikan kita gambaran bahwa teknologi dan peretasan bisa dan akan digunakan dalam peperangan modern. Selain itu, pada beberapa kasus lainnya juga dilaporkan di Ukraina bahwa pihak berwenang meminta perubahan pada rambu-rambu jalan elektronik untuk membingungkan pasukan Rusia.
Rambu-rambu jalan dilaporkan tidak hanya diubah untuk menimbulkan kebingungan, tetapi juga diprogram untuk menampilkan pesan yang mirip dengan di kasus charger EV yang kena bajak. Tentunya berisi pesan kemenangan Ukraina.