JawaPos.com – Hasil buruk yang didapatDucati di balapan perdana MotoGP 2022 di Sirkuit Lusail Minggu (6/3) lalu membuat suasana di garasi pabrikan Italia itu jadi kurang nyaman.

Di Qatar, Francesco Bagnaia dan Jack Miller sama-sama gagal finis. Itu jadi capaian terburuk Ducati dalam balapan pembuka sejak memulai debut di MotoGP pada musim 2003.

Suasana tim Ducati makin tidak nyaman karena pembalap yang menjadi pemenang GP Qatar adalah Enea Bastianini yang merupakan pembalap tim satelit mereka, Gresini Racing.

Pembalap Italia itu menggunakan motor Desmosedici tahun lalu.

Sehari sebelum sesi kualifikasi (4/3), suasana internal Ducati sudah kurang nyaman. Saat itu, Bagnaia tiba-tiba lebih memilih menyegel mesin Ducati 2021 untuk digunakan sepanjang musim ini dibanding mesin terbaru yang dikembangkan tim mekanik mereka.

Sesuai peraturan MotoGP, pilihan Bagnaia itu mau tidak mau juga harus diikuti Miller yang menjadi rekan setimnya.

Keputusan itu diambil Bagnaia karena merasa mesin 2022 Ducati terlalu agresif dalam menyalurkan power mesin dan sulit dia kendalikan.

Keputusan Bagnaia itu sempat membuat publik menyebut mesin terbaru Ducati gagal. Desas-desus tersebut dibantah langsung oleh Manajer Ducati Davide Tardozzi.

’’Tidak ada yang menyebut mesin 2022 kami gagal. Pecco (Bagnaia) dan Jack mengambil keputusan itu berdasar kecocokan dengan riding style mereka saja,’’ ucap Tardozzi dilansir Crash.

Ducati akhirnya secara resmi mengumumkan Bagnaia dan Miller menggunakan mesin yang mereka namai 2022 Hybrid untuk musim 2022. Itu tidak lain mesin 2021 yang mengalami evolusi dengan tambahan beberapa komponen terbaru.

Mesin 2022 Ducati sendiri tetap digunakan tiga pembalap tim satelit mereka. Yakni, Pramac Racing dengan pembalap Johann Zarco dan Jorge Martin. Serta Luca Marini dari VR46 Racing.

Bagnaia menyebut, kemenangan Bastianini di GP Qatar dengan menggunakan mesin 2021 membuktikan keputusannya tepat.

Itu adalah mesin yang membawanya meraih empat kemenangan di enam balapan terakhir musim lalu dan mengantarnya berada di posisi runnerup klasemen akhir pembalap.

Jelang balapan kedua di Sirkuit Mandalika pada GP Indonesia 20 Maret mendatang, Pecco pun kini lebih tegas. Dia kemarin meminta timnya tidak mengubah-ubah lagi setelan motornya.

Dia merasa timnya terlalu banyak berkonsentrasi dalam masalah pengembangan motor hingga riding style terbaiknya kurang bisa dia aplikasikan lagi di atas trek seperti tahun lalu.

’’Enea (Bastianini) sejak tes hari pertama sudah berkonsentrasi penuh mengendarai motornya. Sedangkan kami masih sibuk dengan masalah pengembangan,’’ ucap Bagnaia.

’’Untukku sendiri, sejak titik ini, kami tidak akan menyentuh (pengembangan) motor lagi. Cukup berkonsentrasi membalap saja.”

”Aku butuh lebih berkonsentrasi untuk mendapat feeling terbaik di atas motor seperti musim lalu,’’ tambah pembalap 25 tahun tersebut.

By admin