JawaPos.com – Indonesia akan mulai melakukan uji coba bebas karantina bagi wisatawan mancanegara (wisman) dan warga berdomisili Bali per Senin (7/3) besok. Kebijakan ini dilakukan karena tren kasus yang sudah melandai.
Mengenai hal itu, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (Sekejn PHRI) Maulana Yusran mengatakan bahwa pembukaan pembatasan bagi wisman ini adalah angin segar bagi sektor pariwisata, khususnya hotel dan restoran.
“Pastinya (meningkatkan ekonomi), tentu, ini sudah pasti menjadi angin segar. Kalau bicara Bali, Bali itu merupakan destinasi yang mayoritas wisatawannya adalah wisman untuk hotel dan restoran,” ungkap dia kepada JawaPos.com, Minggu (6/3).
Jika melihat data, Bali memiliki tingkat okupansi sebesar 70 persen untuk hotel dan restoran. Tentu angka yang besar bagi pelaku usaha menjalankan bisnisnya, namun karena Covid-19 melanda, perekonomian Bali pun melempem.
“Kendala wisman itu sejak Covid kan karena border ditutup, dengan ini tentu akses tidak ada, kemudian dibuka dengan syarat yang tidak menarik, karena pemerintah ini masih ingin menjaga situasi Covid,” terangnya.
Salah satu kendalanya adalah karantina itu sendiri. “Tapi bukan itu saja, tapi juga masalah kebijakan visa, seperti kebijakan asuransi yang mandatori (wajib), itu juga menjadi sesuatu ganjalan bagi wisatawan untuk masuk,” kata Yusran.
Jadi, ketika kebijakan karantina ini dihilangkan, tentu ini akan menarik wisatawan asing untuk berlibur ke Indonesia. Hal ini juga menjadi penanda perekonomian Indonesia akan mulai mengalami kenaikan.
“Kita sudah mulai start untuk rebound, masuk masa recovery, kita perhatikan saja, dengan batasan yang kemarin ada saja, sudah ada sekitar 1.600 wisman yang masuk dalam 1 bulan itu,” jelasnya.
“Tentu kita akan melihat dalam 1-2 bulan kedepan potensi peningkatan yang cukup signifikan, ditambah lagi kita tahu ada beberapa maskapai yang sudah dan akan masuk ke Bali,” tandas dia.