JawaPos.com–Selama 2022, Pemerintah Kota Surabaya mencatat angka stunting di Kota Surabaya menurun drastis. Awalnya terdapat 5.727 anak stunting.
Angka itu kemudian turun menjadi 1.785. Lalu per Sabtu (5/3), angka itu menjadi 1.626. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menarget dalam tiga bulan mendatang, tak ada lagi anak yang mengalami stunting.
”Saya ingin tiga bulan ke depan dipantau terus. Jadi kan Surabaya Emas ini sebagai tools (alat penggerak), agar para kader melanjutkan gerakan ini secara berkelanjutan bergandengan tangan dengan Pemkot Surabaya,” kata Eri pada Minggu (6/3).
Terlebih lagi, lanjut dia, Surabaya baru mengumumkan pemenang Gebyar Lomba Bersama Wujudkan Surabaya Emas (Eliminasi Masalah Stunting) di halaman Taman Surya, Sabtu (5/3).
Pengumuman tersebut, dihadiri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Surabaya Rini Indriyani. Hadi juga jajaran camat hingga lurah se-Kota Pahlawan.
Dengan adanya lomba Surabaya Emas itu, angka stunting mengalami penurunan dan dinyatakan lulus stunting. Meskipun telah dinyatakan lulus stunting, 308 balita yang ikut dalam lomba tetap dipantau gizinya oleh Pemkot Surabaya.
”Perjuangan kita belum selesai. Saya ingin bisa zero stunting, zero angka kematian ibu dan anak, serta zero gizi buruk. Sehingga yang sudah lulus stunting batasnya itu minimal. Ayo kuatno (dikuatkan lagi),” ucap Eri.
Dalam mengatasi masalah stunting, Eri berharap bukan hanya Pemkot Surabaya dan TP PKK saja, akan tetapi juga peran dari Kader Surabaya Hebat serta seluruh stakeholder. Dengan kebersamaan tersebut, diharapkan angka stunting di Kota Surabaya bisa ditekan lagi.
”Kita didukung betul oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jatim. Sehingga semua stakeholder akan menjadi satu bagian agar bisa zero stunting,” ungkap Eri Cahyadi.
Sementara itu, Ketua TP PKK Surabaya Rini Indriyani menambahkan, lomba yang digelar pada 26 Januari diikuti balita berisiko stunting dari 154 kelurahan se-Kota Pahlawan. Tujuan lomba itu untuk meningkatkan komunikasi, kepedulian sosial, kesatuan dan kemanusian, serta menerapkan hidup sehat dan bergizi, sejak usia dini.
Menurut Rini, lomba Surabaya Emas itu merupakan bentuk komitmen TP PKK bersama Pemkot Surabaya untuk terus menurunkan angka stunting di Kota Surabaya. Komitmen itu terus dibangun bersama oleh seluruh elemen masyarakat melalui berbagai bentuk kolaborasi.
”Kami harap kegiatan pencegahan dan eliminasi stunting di Kota Surabaya tidak terbatas pada acara ini saja. Akan tetapi nanti bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari secara berkelanjutan,” papar Rini.
Dalam lomba itu, ada tiga pemenang yaitu balita Alif Akhtar Putra Pramono dari Kelurahan Tambakrejo sebagai juara satu, juara dua diraih balita Samora Mashel Karenza dari Kelurahan Peneleh, dan juara tiga dimenangkan balita Almira Ramadhani dari Kelurahan Bulak Banteng.
Lomba tersebut ada beberapa kategori kelompok. Setiap kelompok terdiri atas balita bersama orang tua dan Tim Pendamping Keluarga (TPK). Selain itu, juga ditentukan pula 20 pemenang kategori juara favorit yang terdiri atas keluarga dan TPK.