JawaPos.com – Nelson Sarira, karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT) yang selamat dari pembantaian kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Beoga, Kabupaten Puncak, Papua terus menyatakan “kawan saya mati semua di bawah” atau di kamp PTT.
“Ucapan itu terus saja diucapkannya saat berhasil masuk ke dalam helikopter yang membawanya dari kawasan BTS3 yang berada di perbatasan Kabupaten Puncak dengan Kabupaten Intan Jaya,” ungkap Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri kepada Antara, Sabtu (5/3).
Fakhiri mengaku, dari laporan yang diterima korban nampak mengalami trauma karena dirinya satu-satunya orang yang selamat dalam insiden penyerangan yang dilakukan KKB, Rabu (2/3).
Korban Nelson mengaku selamat karena berhasil melarikan diri dan bersembunyi.
Saat ini Nelson sedang ditangani tim medis sehingga belum banyak keterangan yang diberikan, aku Fakhiri seraya menambahkan, untuk evakuasi delapan orang termasuk seorang penduduk setempat yang menjadi pemandu, dijadwalkan dilaksanakan Senin (7/3).
Evakuasi jenazah korban pembantaian KKB akan dilakukan setelah 17 warga Beoga yang diminta bantuannya oleh Bupati Puncak tiba di TKP yang akan ditempuh selama dua hari perjalanan.
Saat ini ke 17 warga Beoga sudah berjalan kaki menuju TKP dan berharap selama perjalanan dan proses evakuasi tidak ada hambatan.
Selain berjalan kaki untuk mencapai tower BTS3 itu hanya dapat menggunakan helikopter dan lokasi berada di perbatasan dengan Kabupaten Intan Jaya sehingga saat evakuasi nantinya jenazah terlebih dahulu akan dibawa ke Sugapa sebelum ke Timika, jelas Kapolda Papua Irjen Pol Fakhiri.
Ini nama delapan orang yang menjadi korban keganasan KKB di Beoga yakni tiga karyawan PTT yaitu Billy Garibaldi, Renal Tegasye Tentua, dan Bona Simanullang , warga yang menjadi pemandu Gogon – Bebi Tabuni serta empat karyawan kontraktor yaitu Jamaluddin, Syahril Nurdiansyah, Ibo dan Eko Septiansyah.