JawaPos.com-Tugas berat diemban Mahyadi Panggabean saat menghadapi Deltras Sidoarjo di Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik, siang ini (6/3).
Dia tidak hanya memimpin rekan-rekannya sebagai kapten PS Palembang di lapangan. Tapi juga harus membantu pelatih kepala Jarot. Sebab, selain sebagai pemain, Mahyadi merangkap sebagai asisten pelatih PS Palembang.
Ya, status dobel itu dilakoninya musim ini ketika memutuskan bergabung dengan PS Palembang. Dia harus bekerja ekstra. ”Ya capek, Mas. Selain konsentrasi dan siapkan diri di lapangan, saya harus ikut memikirkan strategi bersama pelatih,” paparnya.
Mahyadi membeberkan kesibukannya. Seusai latihan, dia harus ikut rapat bersama staf pelatih. ”Sejauh ini saya nikmati. Meski ya memang capek,” ujar mantan pemain Persik Kediri tersebut.
Tapi, dia mengaku pengalaman baru itu sangat berharga. Artinya, dia mengerti apa yang dirasakan pemain di lapangan. Itu yang kemudian diaplikasikannya ketika meramu strategi.
Nah, bermain di divisi terendah sepak bola Indonesia juga menjadi pengalaman barunya. Pria yang sudah punya lisensi C AFC itu menegaskan, Liga 3 lebih sulit dibandingkan bermain di Liga 1 ataupun Liga 2.
”Karena sama-sama tidak mengerti lawan bagaimana. Kalau Liga 1 jelas, pemainnya terkenal dan informasinya banyak didapat. Liga 3, saya harus meraba dulu di lapangan,” tuturnya.
Pria berusia 40 tahun itu bertekad mentatatkan sejarah bersama PS Palembang. Dia ingin Laskar Segentar Alam naik kasta ke Liga 2.
”Kapan lagi saya sebagai kapten, pemain, dan asisten pelatih bisa membawa tim naik kasta. Saya akan habis-habisan,” tegasnya.