JawaPos.com – Setelah situasi sempat memanas sejak pekan lalu, kini wacana gencatan senjata mulai dibicarakan dalam perundingan Rusia dan Ukraina di perbatasan Belarus. Ukraina berharap adanya gencatan senjata dan penarikan segera pasukan Rusia.
Pembicaraan antara pejabat Rusia dan Ukraina telah dimulai di perbatasan Belarus karena isolasi diplomatik dan sanksi ekonomi terhadap Rusia semakin menekan Vladimir Putin dalam empat hari setelah menginvasi Ukraina. Pembicaraan dimulai pada Senin (28/2), Ukraina menyerukan gencatan senjata segera dan penarikan pasukan Rusia.
Pembicaraan itu diadakan di perbatasan dengan sekutu kuat Rusia, Belarus. Tanggapan yang dipimpin Barat terhadap invasi makin tegas. Barat memberi sanksi efektif memotong lembaga keuangan utama Moskow dari pasar Barat berturut-turut, sehingga membuat mata uang Rusia anjlok 30 persen terhadap USD pada Senin (28/2).
Negara-negara Barat juga meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina. Meski begitu, pada Senin (28/2), ledakan terdengar sebelum fajar di Kiev dan di kota besar timur Kharkiv, kata pihak berwenang Ukraina. Tetapi upaya pasukan darat Rusia untuk merebut pusat-pusat kota utama telah dipukul mundur menurut Ukraina.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah mengambil alih kota Berdyansk dan Enerhodar di wilayah Zaporizhzhya tenggara Ukraina serta daerah di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhya. Sementara, Ukraina membantah bahwa pembangkit nuklir itu jatuh ke tangan Rusia.
Ratusan Warga Sipil Tewas
“Sedikitnya 102 warga sipil di Ukraina telah tewas sejak invasi Rusia. Sebanyak 304 lainnya terluka. Tetapi angka sebenarnya dikhawatirkan akan jauh lebih tinggi,” kata kepala hak asasi manusia PBB Michelle Bachelet.
“Lebih dari setengah juta orang telah melarikan diri ke negara-negara tetangga,” menurut badan pengungsi PBB.