JawaPos.com – Polres Pasaman Barat, Sumatera Barat mulai membangun Mandi Cuci Kakus (MCK) di lokasi terdampak gempa bumi. Fasilitas ini untuk menunjung kehidupan para pengungsi yang belum bisa kembali ke rumahhya.
MCK dibangun usai Kapolda Sumbar Irjen Polisi Teddy Minahasa melakukan peninjauan langsung ke lokasi. Dia menilai masih dibutuhkan MCK tambahan untuk para pengungsi.
“Polres Pasaman bergerak membuat MCK, tidak hanya di Aur Siparayo saja, MCK juga dibangun di Posko Bencana Polri di SD 20 Malampah Kecamatan Tigo Nagari,” kata Kapolres Pasaman Barat Kapolres Pasaman AKBP Fahmi Reza, Selasa (1/3).
“Mudah-mudahan MCK yang kita bangun ini dapat digunakan secara layak paling lambat 1 minggu,” tambahnya.
Diketahui, gempa berkekuatan 6,1 SR mengejutkan warga Pasaman dan Pasaman Barat (Pasbar) di Sumatera Barat. Data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar mencatat setidaknya sudah 10 orang meninggal dan 4 orang dinyatakan hilang. Sementara itu, ribuan warga di dua kabupaten tersebut memilih mengungsi hingga situasi aman.
Kerusakan fisik juga terlihat di sejumlah bangunan di Pasaman dan Pasbar. Ratusan rumah dan sejumlah perkantoran rusak. Bahkan, di beberapa lokasi terjadi longsor. BPBD Pasaman menyebut sekitar 5.000 warga mengungsi di 35 titik. Saat ini petugas masih memerinci jumlah pasti warga yang mengungsi.
“Petugas gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, para personel organisasi maupun relawan, dan warga masih memfokuskan pada pencarian, penyelamatan, dan evakuasi serta pelayanan kepada warga terdampak,” kata Kepala Pelaksana BPBD Pasaman Alim Bazar.
Menyikapi gempa itu, Bupati Pasbar Hamsuardi telah menetapkan masa tanggap darurat bencana alam selama 14 hari. Terhitung kemarin sampai 10 Maret.
Para pengungsi saat ini membutuhkan bantuan. Warga Talamau, misalnya, membutuhkan tenda pengungsian (tenda barak dan tenda keluarga), terpal, tenaga kesehatan, dapur umum, makanan siap saji, air minum, selimut, tikar, dan family kit.