JawaPos.com- Masa perpanjangan PPKM Jawa-Bali periode 21-28 Februari berakhir hari ini. Sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri), wilayah aglomerasi Surabaya Raya, yang meliputi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, sejak dua pekan ini bertengger di PPKM level 3. Tapi, melihat sejumlah indikator, tampaknya ada peluang turun kembali ke PPKM level 2. Kepastiannya tentu tunggu pengumuman resmi dari pemerintah.
Yang jelas, situasi persebaran Covid-19 untuk Kota Surabaya dalam sepekan terakhir ini memang menunjukkan tren menggembirakan. Semua indikator tengah membaik. Mulai kasus konfirmasi, rawat inap rumah sakit (RS) maupun kematian. Demikian juga bed occupancy rate (BOR), berada di track pelandaian.
Karena itu, berdasar hasil asesmen situasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per 26 Februari 2022, kini berada di level 3. Pada pekan sebelumnya sempat di level 4. Level yang menunjukkan kasus sangat tinggi dan tersebar luas dalam 14 hari terakhir. Atau, risiko infeksi yang sangat tinggi untuk populasi umum.
Catatan pada indikator kasus konfirmasi, misalnya. Memang, masih di atas 150 per 100 ribu penduduk per minggu. Saat ini, angkanya 324,04. Namun, angka tersebut menurun cukup signifikan dibandingkan pekan sebelumnya. Pada 19 Februari lalu, angkanya 472,63.
Rawat inap RS juga menyusut. Tidak lagi di skala 4. Dengan angka 27,25 atau di bawah 30 per 100 ribu penduduk per minggu, saat ini Surabaya membaik ke level 3. Pada minggu sebelumnya pernah berada di angka 42,38. Begitu juga dengan angka kematian yang turun menjadi 1,71. Sebelumnya, pernah di angka 1,78.
Capaian vaksinasi booster di Kota Surabaya juga terus digenjot. Data dari dinas keshetan, telah menyentuh angka 66,24 persen atau 293.027 jiwa dari target 442.351 jiwa. Khusus untuk warga lanjut usia (lansia), capaian vaksinasi booster telah menyentuh angka 94,52 persen.
Sementara itu, data per 27 Februari, jumlah warga Surabaya yang masih berstatus positif atau kasus aktif ada sebanyak 4.297 orang. Angka tersebut cukup membaik. Dibandingkan minggu sebelumnya, sempat mencapai 5.694 orang.
Dengan demikian, apakah berarti Kota Surabaya sudah melewati masa puncak pada gelombang kali ini? Tentu, masih akan melihat tren dalam beberapa pekan ke depan. Apakah grafik bakal melenting lagi atau terus melandai.
Yang pasti, pada lonjakan gelombang kedua Juli-Agustus 2021 lalu, jumlah kasus aktif di Surabaya berada di atas angka 11 ribu orang. Angka itu tercatat pada 23 Juli 2021. Setelahnya, kasus aktif terus melandai. Hingga pada akhir Oktober 2021, Kota Pahlawan pun berhasil ke PPKM level 1 berdasar Inmendagri. Merdeka dari zona merah dan oranye. Berubah jadi kuning. Bahkan, pada awal Januari tahun ini, kasus aktif pernah hanya tinggal 5 orang saja.
Namun, sejalan dengan kehadiran varian baru Omicron, awal Februari lalu Surabaya kembali ke PPKM level 2. Lalu, pada pertengahan Februari, naik lagi ke PPKM level 3 Inmendagri hingga kini. Bahkan, dalam rentang waktu tersebut, hasil asesmen situasi Covid-19 di Surabaya berada di level 4. Berada di zona oranye atau setapak lagi ke merah. Beruntung, tren persebaran menurun dalam sepekan terakhir.
Sejak Covid-19 mewabah Maret 2020 hingga 26 Februari 2022, data dari https://lawancovid-19.surabaya.go.id, total warga Surabaya yang terpapar sebanyak 102.787 orang. Sembuh mencapai 92,82 persen, konfirmasi meninggal 2,59 orang, dan dalam perawatan 4,58 persen. Adapun wilayah tertinggi paparan adalah Surabaya Timur dengan angka kumulatif 35.922 orang dan sembuh 33.296 orang. Disusul, Surabaya Selatan sebanyak 29.436 orang dan sembuh 27.411 orang.
Kendati kasus aktif menunjukkan tren melandai, namun khusus angka kematian di Surabaya tampaknya mesti mendapat atensi. Sebab, masih cukup tinggi dibandingkan kabupaten/kota lain di Jatim. Selama bulan ini (1-27 Februari), tercatat ada sebanyak 113 orang terkonfirmasi positif Covid-19 yang meninggal dunia. Jika dirata-rata, per hari 3-4 orang meninggal dunia karena paparan virus korona.