JawaPos.com–Kepolisian Resor Tulungagung menyatakan satu pasien luka berat korban tabrakan KA Dhoho Penataran versus bus Harapan Jaya yang sempat dirujuk ke RSUD Saiful Anwar Malang meninggal. Kondisinya terus memburuk.
”Korban yang meninggal ini bernama Guntur, penumpang bus Harapan Jaya. Kondisi lukanya parah, sudah dilakukan penanganan namun akhirnya meninggal,” kata Kasatlantas Polres Tulungagung AKP Muhammad Bayu Agustyan seperti dilansir dari Antara di Tulungagung, Senin (28/2).
Guntur menjadi korban meninggal keenam dalam kecelakaan kereta api Dhoho Penataran versus bus Harapan Jaya itu. Dia mengalami pendarahan dalam di bagian dada serta patah tulang belakang.
Sempat dilakukan tindakan kedaruratan medis di IGD RSUD Iskak Tulungagung. Karena kondisinya menurun, korban dirujuk ke RSUD Saiful Anwar Malang pada Minggu (27/2) malam.
Guntur sempat ditangani intensif tim emergency RSSA Malang, namun pada Senin (28/2) sekitar pukul 09.00 WIB, buruh toko plastik asal Desa Batangsaren, Kecamatan Kauman, meninggal dunia.
Selain Guntur, sebelumnya ada lima penumpang bus Harapan Jaya nopol AG 7679 US yang meninggal akibat tabrakan dengan KA Dhoho Penataran No Lok. 351 di perlintasan tanpa palang pintu Desa Ketanon, Tulungagung.
Empat korban meninggal di lokasi kejadian dan satu lainnya atas nama Margono Hadi Santoso meninggal saat dalam perawatan di IGD RSUD Iskak Tulungagung.
Bagian Informasi RSUD Iskak Tulungagung Desi Rani mengatakan, pasien yang dirujuk alami luka parah di bagian dada dan patah tulang belakang. Awalnya di RSUD Iskak ada 19 korban.
Kemudian pada Minggu (27/2) malam, lima pasien diperbolehkan pulang. ”Delapan pasien masih dirawat,” terang Desi Rani.
Desi juga menyebut, ada satu pasien anak berusia 3 tahun yang alami patah kedua tulang kaki. Pasien sudah menjalani operasi dan menjalani perawatan intensif.