JawaPos.com–Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Malioboro tercatat mengalami kenaikan selama libur panjang akhir pekan mencapai 2.000 hingga 3.000 orang per hari. Tetapi petugas keamanan atau Jogoboro masih leluasa mengurai kerumunan.
”Peningkatan jumlah pengunjung mulai terlihat pada Sabtu (26/2) tetapi karena hujan terpantau sekitar 2.000 pengunjung dan puncaknya pada Minggu (27/2) malam sekitar 3.000 orang,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kawasan Cagar Budaya Ekwanto seperti dilansir dari Antara di Jogjakarta, Senin (28/2).
Menurut dia, konsentrasi pengunjung di Malioboro tidak hanya di sepanjang jalur pedestrian tetapi juga di Teras Malioboro 1 dan 2 untuk berburu oleh-oleh. Pengunjung yang menikmati suasana Malioboro di sepanjang jalur pedestrian, relatif cukup kondusif.
Petugas lebih mudah mengurai kerumunan karena akses di jalur pedestrian lebih longgar usai pedagang kaki lima (PKL) dipindahkan ke Teras Malioboro 1 dan 2. ”Kondisi ini jauh berbeda dibanding sebelumnya. Petugas akan kewalahan mengurai kerumunan karena kondisi di jalur pedestrian cukup padat,” terang Ekwanto.
Sedangkan untuk penerapan protokol kesehatan di Teras Malioboro 1 dan 2, dilakukan dengan menempatkan QR Code PeduliLindungi yang harus dipindai seluruh pengunjung. ”Kadang-kadang, kami harus memaksa pengunjung memindai QR Code PeduliLindungi. Sejauh ini tidak ada temuan pengunjung yang belum vaksin,” ujar Ekwanto.
Dia berharap, pengunjung di Teras Malioboro 1 dan 2 memiliki kesadaran untuk memindai QR Code sebagai upaya pencegahan penularan Covid-19. ”Selama satu pekan ke depan, ada tes PCR gratis di depan shelter isolasi terpadu eks Hotel Mutiara yang difasilitasi Pemda Jogjakarta. Silakan dimanfaatkan,” papar Ekwanto.
Selain di Malioboro, keramaian wisatawan saat libur panjang akhir pekan juga terlihat di Stasiun Tugu Jogjakarta.
Manajer Humas PT KAI Daop 6 Jogjakarta Supriyanto mengatakan, puncak arus balik libur panjang akhir pekan terjadi pada Senin (28/2) dengan 5.571 penumpang yang berangkat dari Stasiun Jogjakarta. Sebelumnya, jumlah penumpang yang turun di Stasiun Jogjakarta mengalami kenaikan sejak Jumat (25/2) dengan 4.545 penumpang dan puncaknya pada Sabtu (26/2) dengan 5.018 penumpang.
”Syarat perjalanan tetap hasil negatif tes Covid-19. Ada beberapa penumpang yang tidak bisa berangkat karena hasil tes antigen positif,” ucap Supriyanto.
Dia menambahkan, pada Sabtu (26/2), terdapat 18 penumpang yang tidak berangkat karena hasil antigen positif. Jumlah itu meningkat menjadi 31 penumpang pada Minggu (27/2). ”Tiket mereka dikembalikan,” terang Supriyanto.