Budi daya tanaman dengan teknik hidroponik bukan hal yang baru. Namun, masih banyak warga yang tak paham akan metode ini. Model Han Chandra mencoba membumikan bertanam ala hidroponik melalui Kebun Kohan.

MEMANG bisa hidup tanpa tanah? Tidak cepat busukkah karena terus diairi? Pertanyaan-pertanyaan itu masih sering muncul ketika mendengar teknik budi daya tanaman dengan hidroponik. Nope! Tanaman bahkan diklaim lebih subur karena semuanya terukur. ’’Tanaman itu kan intinya butuh makan. Bedanya, di hidroponik kebutuhan unsur hara yang biasa diperoleh dari tanah disediakan melalui air,’’ ujar pria yang akrab disapa Kohan itu saat ditemui di Kebun Kohan di Pengalengan, Jawa Barat pada akhir Januari lalu.

Dengan teknik hidroponik, kebutuhan unsur hara pada tanaman dipenuhi melalui pelarutan zat-zat tersebut di air. Misalnya saja, nutrisi makro nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) yang dibutuhkan tanaman bisa dilarutkan dalam air yang digunakan. Tentu, diberikan sesuai dengan takaran.

Tertakar dan terkalkulasi itu memang jadi keuntungan dari metode hidroponik tersebut. Terlebih yang diterapkan di dalam greenhouse seperti yang dilakukan Kohan. Beda dengan open field yang masih sangat bergantung dengan alam. Dianggap lebih berisiko karena alam sulit dikendalikan. Keuntungan lainnya, sayuran pun lebih segar dan bebas pestisida. ’’Tetap ada tantangannya, tapi lebih banyak bila bertanam konvensional, ya,’’ ungkapnya.

SUKSES BUDI DAYA: Han Chandra melihat kondisi tanaman yang ditanam dengan metode hidroponik di kebunnya di kawasan Pengalengan, Bandung. (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)

Tantangan itu dimulai dari urusan air. Penggunaan air tak bisa asal. Bukan asal ambil dari sumur, lalu dialirkan. Harus dipastikan pH airnya sesuai. Menurut dia, pH air yang paling pas untuk teknik hidroponik tersebut berada di kisaran 5,5–6,5. ’’Harus sedikit asam. Bila di luar batas pH tersebut, nutrisi tidak akan terserap sempurna. Yang ada, malah daun tanaman menguning,’’ paparnya.

Masalah hama dan penyakit juga tak serta-merta hilang begitu saja. Serangan hama ulat hingga kutu daun kadang suka menghampiri. Terutama saat musim kemarau. Sementara itu, saat musim hujan, ganti penyakit busuk yang menghantui. Namun, lagi-lagi semua bisa lebih tertakar dan terkendali karena cara tanam dan tempat penanamannya benar-benar dijaga. Dengan demikian, tak perlu penggunaan pestisida untuk melindunginya. Karena itu, tanaman hasil hidroponik diklaim lebih segar dan subur. ’’Paling kalau lagi musim hujan gini, agak sedikit lebih lambat aja pertumbuhannya. Jadi, masa panen juga lebih lama,’’ jelas pria kelahiran Bandung tersebut.

Dengan sistem hidroponik itu, Kohan bisa panen setiap hari. Baik itu untuk jenis selada, sawi samhong, pakcoy, bayam, hingga kangkung. Seharinya setiap sayuran tersebut dapat dipanen sampai 100 pak dengan berat 250 gram per pak.

Dia meyakini bahwa semua orang bisa bercocok tanam dengan metode hidroponik tersebut. Pasalnya, pria yang juga seorang penulis buku itu juga awalnya hanya iseng dengan bertanam hidroponik di jemuran salah satu temannya di Jakarta. Sampai kemudian, dia berniat membuka kebun di Pengalengan, Jawa Barat. Bahkan, sejumlah petani sudah digandeng olehnya. Baik dalam kerja sama cocok tanam maupun penjualan. Tujuannya hanya satu, lebih bisa menyejahterakan mereka. ’’Biar ada ilmunya, aku sempat belajar di IPB soal hidroponik ini. Lalu, belajar juga soal permakultur. Abis sekolah, baru berani kerja sama dengan petani,’’ katanya.


CEKLIS

(SALMAN TOYIBI/JAWA POS)

CARA budi daya tanaman dengan teknik hidroponik secara nutrient film technique (NFT):

1. Benih tanaman diletakkan di rockwool selama tujuh hari. Pastikan media tanam selalu lembap.

2. Setelahnya, eliminasi. Bagi yang tumbuh dengan baik, pindah ke media semai selama 10–14 hari. Berikan pengairan, oksigen, dan sinar matahari yang cukup.

3. Kemudian, baru dipindah meja produksi selama 30–45 hari. Pastikan akar bisa menyentuh air yang berisi nutrisi.

4. Meja produksi ini dapat dibuat dari pipa yang dilubangi dan diberi jarak secukupnya antar tanaman.

5. Pengairan dapat dilakukan dengan menggunakan pompa sehingga aliran maksimal.

Sumber: Kebun Kohan

SUKSES BUDI DAYA: Han Chandra melihat kondisi tanaman yang ditanam dengan metode hidroponik di kebunnya di kawasan Pengalengan, Bandung. (SALMAN TOYIBI/JAWA POS)

By admin