Rock masih belum mati. Scorpions begitu percaya akan hal itu. Semangat tersebut dibuktikan di album ke-19 mereka, Rock Believer. Walau berjarak setengah abad dari album perdananya, band sepuh itu masih menggigit. Belum kehabisan bensin.
—
THE king of riffs is back in town. Scorpions mendeklarasikan hal itu di lagu pembuka Gas in the Tank. Di album yang dirilis pada Jumat (25/2) tersebut, band yang mulai berkarya pada 1965 itu masih konsisten mengusung genre rock. ’’Menu” di album tersebut pun komplet. Banyak lagu anthem yang bakal jadi jagoan konser seperti Roots in My Boots dan Peacemaker hingga When You Know (Where You Come From), yang punya nuansa ballad khas Scorpions.
Dalam wawancara dengan media Cile, Radio Futuro, vokalis Klaus Meine mengungkapkan bahwa album itu sesuai dengan titelnya. Didedikasikan untuk orang-orang yang masih percaya dengan rock. Dia mengaku skeptis bisa merilis album setelah rilisan terakhir, Return to Forever pada 2015. Namun, pandemi membuat rencana kembali ke studio menjadi mungkin.
’’Tujuan utama kami adalah membikin album rock, membuat album dengan segenap semangat, kekuatan, dan fokus di zaman dahulu yang begitu menyenangkan. Kami menikmati dan seru-seruan dengan musik. Rasanya menyenangkan banget,’’ papar Meine.
Rudolf Schenker pun mengamini hal itu. Target mereka satu: membuat karya yang bakal memanjakan para pencinta rock. Gitaris yang lekat dengan Gibson Flying V itu menjelaskan, dirinya antusias menantikan respons fans. Sebab, dia yakin musik yang mereka usung bakal melebihi ekspektasi fans.
’’Banyak orang bilang rock is dead. Enggak mati, kok. Rock selalu kembali,’’ tegas Schenker. Dia ingin membawa pendengar kembali ke era 1970-an dan 1980-an. Scorpions pun tak setengah-setengah mewujudkan hal itu.
Di Rock Believer, untuk kali pertama, mereka tampil bareng drumer Mikkey Dee. Mantan personel Motorhead itu tergabung mulai 2016 dan banyak tampil di konser tur Scorpions. Schenker mengakui, Dee punya pengaruh besar dalam musik yang diusung band penghuni Rock and Roll Hall of Fame itu.
Ketika memulai latihan bersama, keempat personel –Meine, Schenker, gitaris Matthias Jabs, basis Pawel Maciwoda– langsung merasakan energi baru yang kuat. ’’Mikey adalah seorang, terutama bagiku yang seorang gitaris, yang punya pengaruh besar. Artinya, saat aku memainkan riffs, dia tahu bagaimana cara membuatnya makin liar dan bertenaga,’’ lanjut Schenker.
Meine menambahkan, proses kreatif Rock Believer cukup berbeda dengan album-album terdahulu. ’’Proyek ini diawali dari chat. Biasanya, aku menunggu musik dari Rudolf (Schenker) dan Matthias (Jabs), baru menulis lirik,’’ paparnya dalam wawancara dengan media Jerman, Augsburger Allgemeine.
Dia menceritakan, pesan pertamanya pada Schenker mirip dengan cerita dongeng yang cukup panjang. Pesan yang dikirim pada 2019 itu diterima sang gitaris saat berpelesir ke Thailand. ’’Aku cuma berpesan ’berikan aku riff mematikan, sobat, masih ada bensin di tangki kita!’,’’ imbuh vokalis 73 tahun itu.
Pesan tersebut pun menjelma jadi Gas in the Tank. ’’Dan kami pun meninggalkan zona nyaman, membuat karya baru lagi,’’ lanjutnya.
Scorpions pun melengkapi album itu dengan tur konser yang bakal dimulai pada bulan depan. Meine mengaku, dirinya maupun keempat personel lain masih kuat buat melaksanakan tur. Masih bertenaga buat menggebrak selama 2,5 jam tiap tampil.
’’Yang susah, mengembalikan tubuh kami ke kondisi fit setelah dua tahun absen. Terutama bagiku yang berposisi vokalis. Pita suaramu harus siap buat rock and roll dan sulit mencapai kondisi itu hanya dalam sehari,’’ tegasnya.