JawaPos.com – Salah satu impian dalam karier Maurizio Sarri adalah membawa SSC Napoli meraih scudetto. Hal itu berkali-kali diucapkannya selama menukangi Napoli periode 2015–2018.
Bersama Napoli, prestasi terbaiknya di Serie A adalah runner-up 2015–2016 dan 2017–2018. Ironisnya, Sarri malah meraih scudetto bersama klub yang dibencinya saat melatih Napoli, Juventus, pada musim 2019–2020.
Pada giornata ke-27, lagi-lagi hati Sarri terbelah. Apalagi kalau bukan gara-gara klub yang dilatihnya, SS Lazio, menghadapi Napoli dini hari nanti (28/2) di Stadio Olimpico (siaran langsung beIN Sports 3 pukul 02.50 WIB).
Jelang laga tersebut, Napoli dalam situasi yang diuntungkan dengan hasil kemarin (26/2). Dua pesaingnya, AC Milan dan Inter Milan, menuai hasil seri.
Dengan demikian, margin poin Napoli dengan Milan yang berada di posisi teratas tiga poin (54-57). Lalu dengan Inter dua poin (54-56).
Football Italia menulis, Lazio sangat membutuhkan tiga angka untuk menjaga kans finis empat besar. Saat ini, rival sekota AS Roma itu berada di posisi keenam dengan 43 poin.
Atau empat poin di belakang Juve yang berada di tempat keempat (47 poin).
Tetapi, tampaknya ’’bantuan” dari Sarri untuk Napoli pada laga dini hari nanti sangat bisa terjadi.
Sebab, dia memiliki rekor buruk setiap kali menghadapi mantan tim yang pernah dilatihnya sejak naik daun bersama Empoli pada 2012–2015.
Misalnya, ketika menghadapi Juve musim ini, Lazio kalah. Lalu, melawan Napoli, tiga kali kalah dan cuma sekali menang.
Sarri hanya superior ketika melawan Empoli dengan tidak terkalahkan dalam enam pertemuan (empat kali menang dan dua kali seri).
’’Situasi sedang tidak bagus saat ini (pasca tersingkir di playoff Liga Europa oleh FC Porto dengan agregat 3-4, Red). Kami juga sangat lelah untuk laga penting selanjutnya (melawan Napoli, Red). Tetapi, sisi baiknya, kami sekarang bisa fokus di Serie A (untuk finis empat besar, Red)’’ papar Sarri kepada Football Italia.