JawaPos.com – Suplai daging sapi di Jawa Timur (Jatim) menjadi perhatian pedagang daging saat ini. Mereka mulai sulit menemukan sapi potong yang dijual di pasar. Apalagi, momen Ramadan dan Idul Fitri yang biasanya mendongkrak konsumsi daging mulai mendekat.
Ketua Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar Jawa Timur (PPSDS Jatim) Muthowif menyatakan, ketersediaan sapi potong di Jatim mulai jarang di awal tahun ini. Sebab, masyarakat provinsi lain kini beralih ke pasokan daging dari Jatim.
“Pedagang daging di wilayah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Sumatera biasanya mengandalkan sapi impor. Namun, saat ini mereka beralih ke lokal,” ucapnya kepada Jawa Pos Jumat (25/2).
Hal itu juga disebabkan suplai daging impor yang terganggu tahun ini. Negara pemasok seperti Australia dan Brasil mengalami kekurangan jumlah sapi.
Alhasil, harga hewan mamalia dari Negeri Kanguru menjadi Rp 54 ribu per kilogram saat ditimbang hidung. Jika dikonversikan, harganya bisa mencapai Rp 132 ribu per kilogram.
Peralihan konsumsi dari ekspor ke pasokan Jatim, salah satu penyangga di Indonesia, membuat harga sapi potong lokal ikut meninggi. Selama sebulan terakhir, harga sapi di Tuban, Bojonegoro, Malang, dan Probolinggo naik sebesar Rp 1,5 juta–Rp 2 juta per ekor. Itu berarti terdongkrak Rp 2 ribu–Rp 3 ribu per kilogram per sapi tumbang hidup.
“Jika dikonversikan ke daging segar, harganya bisa mencapai Rp 120 ribu–Rp 125 ribu per kilogram,” ujarnya.
Karena itu, Thowif, sapaan akrabnya, berharap Dinas Peternakan (Disnak) Provinsi Jawa Timur bisa membuat kebijakan yang bersifat strategis. Jika tidak, ada kemungkinan harga sapi siap potong terus mengalami kenaikan harga sampai Idul Fitri.
Yang lebih parah, peternak bisa nekat memotong sapi betina serta bakalan karena permintaan yang besar. Hal tersebut tentunya bakal memengaruhi populasi serta regenerasi jumlah sapi di Jatim.
“Harus ada kuota yang jelas terkait dengan pemotongan sapi. Kalau tidak, swasembada hanya jadi mimpi,” tegasnya.
Menurut data dari sistem informasi ketersediaan dan perkembangan bahan pokok oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Jatim, harga rata-rata daging hingga kemarin sudah mencapai Rp 110 ribu per kilogram. Di beberapa daerah seperti Banyuwangi, Pacitan, dan Pasuruan, harganya sudah tembus Rp 120 ribu. Namun, di Surabaya masih Rp 110 ribu per kilogram.
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyatakan, peluang Jatim sebagai pendukung swasembada daging sapi Indonesia sangat terbuka. Sebab, provinsi itu menjadi pusat populasi sapi potong terbesar yang mencapai 4,8 juta ekor. Angka itu jauh dari peringkat kedua, Jawa Tengah, yang hanya mempunyai 1,8 juta ekor.
Jika dikalkulasikan, jumlah sapi Jatim menyerap 26 persen dari total populasi sapi Indonesia sebanyak 18 juta ekor. Yang jadi masalah, kebanyakan sapi tersebut diternak secara tradisional.
“Saya yakin bahwa produksi daging bisa berjalan lebih baik dan berkelanjutan jika pengusaha turun tangan dan mengubah sistem peternakan di Jatim,” katanya.
Produksi Sapi Potong Jatim
Tahun | Jumlah
2017 | 93.025,65 ton |
2018 | 96.727,91 ton
2019 | 103.291,79 ton
2020 | 105.874,08 ton
Diolah dari berbagai sumber