Di balik rasanya yang pahit, bratawali memiliki banyak manfaat. Sering dipadukan dengan sambiloto dalam jamu paitan, ternyata bratawali punya segudang khasiat. Pemanfaatan bratawali sudah banyak dibahas dan diteliti, termasuk sebagai antioksidan, antiradang, antidiabetes, modulator sistem imunitas tubuh, pereda nyeri, dan antimalaria.
—
DALAM pengobatan tradisional Indonesia dan Malaysia, popularitas bratawali dikenal sebagai penurun kadar gula darah dan tekanan darah. Juga penambah nafsu makan. Ada data penggunaan sebagai tonikum pahit untuk mengobati rematik, sakit kuning, demam, dan gangguan buang air kecil. Di kalangan orang Thai, bratawali dikatakan sebagai tanaman yang membuat darah pahit dan dingin.
Yang digunakan adalah batang tanaman yang merambat dan berbintil pada permukaannya. Rasanya sangat pahit dan biasanya dicampur bersama bahan pahit lain, seperti sambiloto. Nama ilmiah bratawali adalah Tinospora tuberculata atau Tinospora crispa dari suku Menispermaceae. Tumbuh baik di Asia Tenggara dan Afrika, termasuk Malaysia, Thailand, dan Indonesia, akar dan batang bratawali menjadi bagian penting dalam sistem pengobatan negara itu. Zat bioaktif kandungannya, antara lain, steroid, flavonoid, lignan, alkaloid, dan furanoditerpen.
Bratawali sebagai Pendongkrak Imunitas
Khasiat herbal pada imunitas tubuh semakin menarik perhatian orang pada era pandemi. Khasiat bratawali sebagai imunomodulator sudah banyak diteliti. Zat kandungan batang tanaman ini yang berkhasiat sebagai antiradang adalah senyawa yang tidak larut air dan dapat diserap baik oleh usus dan pembuluh darah.
Radang adalah salah satu tahapan dari kerja sistem imunitas tubuh. Khasiat sebagai imunostimulan sudah diuji dengan ekstrak etanol pada tikus dan terbukti aktivitas fagositik dan efek proliferasi sel limfosit.
Meningkatnya immunoglobulin (antibodi) adalah juga bukti kerja ekstrak bratawali sebagai imunomodulator alamiah, terutama sebagai imunostimulan.
Bratawali sebagao Antidiabetes
Manfaat antidiabetes bratawali memang telah dibuktikan secara ilmiah. Peneliti Malaysia sudah menulis artikel tentang studi khasiat antidiabetes itu pada 2016. Berbagai ekstrak dan isolat terbukti menurunkan kadar gula darah pada percobaan dengan hewan.
Ekstrak mengandung senyawa yang bekerja membantu pengeluaran insulin, yaitu hormon yang berperan pada pengendalian kadar gula darah. Pemberian 250 mg serbuk kering dapat menurunkan kadar gula darah puasa. Khasiat itu diduga juga terjadi karena adanya peningkatan pengambilan glukosa (glucose uptake) oleh sel tubuh yang berkaitan dengan peningkatan glucose transporter (protein yang membantu penyerapan gula dari dalam darah).
Ada 12 senyawa furanoditerpenoid yang berhasil diisolasi dari bratawali. Yaitu, borapetol B serta borapetoside A dan C yang mempunyai efek penurun kadar gula pada mencit diabetik. Efek penurun gula darah borapetoside C terjadi karena dapat meningkatkan penggunaan glukosa pada jaringan perifer dan menurunkan hepatic gluconeogenesis (proses pembentukan glukosa). Borapetoside A menunjukkan aktivitas penurun kadar gula darah melalui jalur stimulasi reseptor penghasil insulin dan glucose transporter. Borapetol B merangsang sekresi insulin dari kelenjar pankreas melalui perbaikan sel yang rusak.
Ada hasil penelitian yang menarik. Ekstrak bratawali ternyata bisa meningkatkan kadar kolesterol baik (high density lipoprotein). Peningkatan tertinggi dimiliki oleh ekstrak metanol, kloroform, dan air. Jadi, khasiat batawali dalam menurunkan kolesterol terjadi melalui peningkatan kadar kolesterol baik. Melalui penelitian ini terbukti, ekstrak air bratawali bisa menurunkan kadar gula darah pada kondisi diabetes dan bekerja memodulasi kadar lemak.
Bratawali Sebagai Antivirus Covid-19
Penelitian sebagai antibakteri, antiparasitik, antifilarial sudah diteliti. Bagaimana khasiat sebagai antivirus? Hingga saat ini memang belum ada uji antivirus pada Tinospora.crispa. Sementara itu, potensi antivirus pada jenis Tinospora cordifolia yang berada dalam satu keluarga dengan Tinospora crispa mulai diujikan. Peneliti India membahas potensi tersebut sebagai kandidat obat Covid-19.
Aktivitas berbagai senyawa kandungan T.cordifolia dalam menghambat virus SARS-CoV-2 dipelajari melalui metode komputasi. Hasil docking molekuler mengindikasikan interaksi senyawa, termasuk senyawa golongan alkaloid, lignan, dan steroid dengan protein ACE2. ACE2 singkatan angiotensin converting enzyme 2, yaitu enzim yang terdapat pada permukaan sel tubuh manusia yang menjadi pintu masuk virus SARS-CoV-2. Interaksi keduanya menyebabkan hambatan masuknya virus ke dalam tubuh manusia. Ada pula senyawa kandungan yang menghambat protein main protease SARS-CoV-2. Hasil studi ini meyakinkan terjadinya hambatan virus masuk ke dalam tubuh manusia. (*)
RAMUAN JAMU PAITAN
BAHAN
Batang bratawali dan herba sambiloto sesuai kebutuhan atau melalui uji coba.
CARA MEMBUAT
• Setelah dicuci bersih, batang bratawali dan sambiloto dipotong-potong.
• Masukkan semua bahan ke dalam panci, lalu tambahkan air.
• Rebus dengan api sedang hingga mendidih.
• Kecilkan api dan lanjutkan pemanasan selama 15 menit.
• Saring dan siap diminum 250 ml sekali seminggu.
PERHATIAN
• Bagi yang mengonsumsi obat dokter, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
• Bila ingin mencoba, minumlah satu jam sesudah minum obat dokter dan amati kemungkinan perubahan yang terjadi.
• Ibu hamil dan menyusui tidak disarankan minum jamu ini.
Dari berbagai sumber
*) Prof Dr Apt Mangestuti Agil MS, Guru Besar Botani Farmasi dan Farmakognosi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
YouTube: Kanal Kesehatan Prof Mangestuti