JawaPos.com–Sebuah bus mengalami kecelakaan di Desa Ketanon, Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Kecelakaan itu terjadi pada Minggu (27/2) pukul 05.20 WIB.
Bus tersebut bertabrakan dengan kereta api di perlintasan tanpa palang pintu. Kecelakaan melibatkan KA Doho relasi Blitar– Surabaya dengan Bus Pariwisata PO Harapan Jaya.
Kapolsek Kedungwaru AKP Siswanto menjelaskan, pihaknya telah melakukan evakuasi korban di tempat kejadian perkara (TKP). ”Terdapat korban meninggal dunia dan belasan orang luka-luka,” ujar Siswanto.
Rombongan tiga Bus pariwisata PO Harapan Jaya itu berjalan beriringan. Bus pertama berhasil melintas di perlintasan kereta api tanpa palang pintu tersebut. Saat bus kedua melintas, bersamaan melaju KA Doho relasi Blitar–Surabaya. Bagian belakang bus tertabrak KA hingga mengalami kerusakan parah.
”Bagian depan kemudi juga mengalami kerusakan karena bus berputar balik arah,” terang Siswanto.
Tiga bus pariwisata itu berangkat dari toko plastik di Desa Ketanon, Kedungwaru, Tulungagung di dekat perlintasan KA. Rencananya rombongan hendak berwisata menuju Jatim Park, Malang.
Siswanto menegaskan, jalur tersebut bukan jalan utama Kediri–Tulungagung. Namun jalur tersebut ramai karena digunakan sebagai jalan alternatif, utamanya mobil pribadi.
”Biasanya, tiap hari ada penjaga perlintasan kereta api minimal 2 orang. Tetapi, pagi ini (27/2) masih belum ada masyarakat yang menjaga perlintasan kereta api tanpa palang pintu tersebut,” papar Siswanto.
Sementara itu, polisi dan petugas gabungan dari Dishub dan PT KAI sempat kesulitan saat mencoba mengevakuasi bangkai bus pariwisata milik PO Harapan Jaya yang tertabrak kereta api karena lokasi yang sempit dan roda-roda bus terkunci.
Upaya evakuasi dilakukan dengan cara memotong sebagian badan bus guna membuka roda-roda yang terkunci. ”Lokasinya sempit, sehingga terkendala. Selain itu ban belakang bus juga terkunci,” kata Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto seperti dilansir dari Antara.
Bangkai bus mulanya sempat akan ditarik menggunakan lokomotif KA, namun dibatalkan karena posisi badan bus melintang sehingga berisiko jika ditarik paksa.
Tiga mobil derek yang didatangkan tak bisa berbuat banyak. Mobil derek hanya mampu menggeser sedikit badan bus, agar tidak berisiko mengganggu perjalanan KA.
Sebagian badan bus yang hancur, terutama bagian belakang dipotong menggunakan las untuk memudahkan pemindahan badan bus. Pemotongan dilakukan tim teknis dari PO Harapan Jaya.
”Mudah-mudahan dengan bantuan tim teknis ini bisa segera dipindahkan,” ujar Handono.