JawaPos.com–Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Dailami Firdaus menginisiasi pertemuan sejumlah sesepuh Betawi untuk membahas Jakarta ke depan. Terutama setelah tidak menjadi ibu kota negara (IKN).
Dailami menjelaskan tokoh Betawi yang hadir dalam pertemuan itu yakni Eddie Marzuki Nalapraya, Nuri Tahir, Abdul Syukur, Margani M. Mustar, Hasbullah Thabrani, Azis Khafia, Biem T. Benyamin S., Becky Mardani, Yusuf Aman, Zaenudin M.H., dan Husni Hasanudin.
”Saya sangat mengapresiasi dan menyampaikan terima kasih atas semua masukan dan arahan yang diberikan,” kata Dailami Firdaus seperti dilansir dari Antara.
Pria yang akrab disapa Bang Dai itu mengatakan, salah satu poin penting dalam pertemuan tersebut adalah menampung masukan dan arahan sesepuh Betawi. Hal itu, terutama dalam konteks revisi Undang Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Dailami, masukan yang disampaikan di antaranya terkait pentingnya hak istimewa Betawi ke depan. Dalam konteks itu diperlukan satu majelis adat yang kuat dan representatif di Jakarta.
”Mengacu pada konsep trisula pemerintahan daerah istimewa atau khusus, di Aceh itu ada yang disebut Wali Nangroe dan di Papua ada Majelis Rakyat Papua, selain adanya eksekutif, legislatif,” papar Dailami.
Dia menambahkan, sesepuh Betawi Eddie Marzuki Nalapraya dan Nuri Tahir sepakat terkait perlunya satu majelis adat Betawi yang masuk dalam Rancangan Revisi Undang Undang Nomor 29 Tahun 2007.
”Betawi memiliki nilai-nilai kearifan yang harus dimasukkan dalam semangat Undang Undang Jakarta ke depan. Melalui pertemuan ini juga dibahas tentang pentingnya menyatukan seluruh potensi Betawi untuk menghadapi persaingan global,” tutur Dailami.
Dalam pertemuan tersebut, Nuri Tahir juga meminta kesediaan Dailami Firdaus untuk menjadi perantara digelarnya musyawarah bersama seluruh potensi Betawi. Sebab, cucu Kyai Abdullah Syafii itu dikenal luwes dan dapat diterima semua pihak.