JawaPos.com – Kerusakan akibat gempa dengan magnitudo 6,1 yang berpusat di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Sumatera Barat, Jumat (25/2), terus diinventarisasi.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman mencatat jumlah korban meninggal bertambah menjadi sembilan orang.

Dilansir dari Padang Ekspres, informasi yang dirangkup hingga kemarin (26/2) sore, di antara korban meninggal tersebut ada 4 orang di Kabupaten Pasaman Barat dan 5 orang di Kabupaten Pasaman. Korban tertimpa bangunan saat gempa.

Kalaksa BPBD Pasaman Alim Bazar mengatakan, satu tambahan korban tewas di Pasaman berjenis kelamin laki-laki. Saat ini masih ada lima warga di Malampah yang hilang. Mereka diperkirakan terbawa arus sungai akibat turunnya sebagian tanah di lereng Gunung Talamau ke arah Sungai Batang Timah di daerah Siparayo, Nagari Malampah.

Selain korban meninggal, BNPB melaporkan total 10 ribu warga yang mengungsi. Sementara itu, kerusakan fisik yang dipicu gempa, antara lain, 103 rumah rusak berat, 5 rumah rusak sedang, dan 317 rumah rusak ringan. Kemudian, tiga unit fasilitas pendidikan rusak berat, satu balai masyarakat rusak ringan, aula kantor bupati Pasaman Barat rusak ringan, serta kerusakan yang belum terkategori seperti fasilitas ibadah (2 unit), fasilitas umum lain (1 unit), dan bank (1 unit).

Sementara itu, BMKG menurunkan tim untuk meneliti keadaan tanah di lokasi gempa di Pasaman Barat. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan, pihaknya ingin mengetahui seberapa besar risiko dampak jika kembali terjadi gempa. “Tim BMKG juga bakal melakukan survei dan mengukur tanah serta bebatuan yang ada di sekitar episentrum gempa,” ujarnya kepada awak media setiba di Bandara Internasional Minangkabau kemarin.

Hasil pengecekan itu berguna bagi pemerintah daerah untuk mengambil kebijakan terhadap bangunan warga. Ke depan, konstruksi bangunan harus tahan gempa untuk mencegah timbulnya korban.

Pengecekan itu juga bermanfaat bagi pemerintah daerah jika nanti diambil kebijakan relokasi.

Di sisi lain, Menteri Sosial Tri Rismaharini tiba di Nagari Kajai, Kecamatan Talamau, Kabupaten Pasbar, kemarin (26/2) siang. Selain mengecek rumah yang rusak karena gempa, dia memberikan santunan kepada ahli waris korban meninggal, menyerahkan bantuan logistik, dan menghibur anak-anak di tenda pengungsian. “Bantuan didrop dari gudang di Palembang. Langsung dikirim ke Kabupaten Pasaman Barat,” ucap Risma yang didampingi Bupati Pasaman Barat Hamsuardi.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Suharyanto meninjau Kampung Aur, Nagari Malampah, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman, dan Kampung Tengah, Kajai, Pasaman Barat. Dua daerah itu merupakan yang terdampak paling parah. Suharyanto pun memastikan korban gempa tertangani dengan baik.

“Bupati Pasaman telah menetapkan daerah tanggap darurat selama 14 hari sehingga kita bisa masuk,” jelasnya di Malampah.

By admin