JawaPos.com – Tidak hanya masyarakat umum yang disiapkan lokasi isolasi terpusat (isoter), Pemkot Surakarta juga memfasilitasi isoter khusus bagi tenaga kesehatan (nakes). Selain itu pembatasan mulai diberlakukan setelah Kota Solo naik status ke PPKM level 3.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan, hingga saat ini lebih dari 100 nakes di 15 puskesmas dan empat rumah sakit yang terkonfirmasi positif Covid-19. Nakes yang belakangan terkonfirmasi positif itu terpapar dari pelayanan kesehatan yang mereka lakukan.
“Tren pertambahan kasusnya kan sangat pesat, sehari 200-300 orang terpapar. Lebih-lebih nakes ini kan bekerja di zona merah karena itu beban tenaga kesehatan cukup besar,” papar dia seperti dikutip Radar Solo.
Untuk mengatasi lonjakan itu, pemkot berencana memperbanyak lokasi karantina dan mengoptimalkan peran Satgas Jogo Tonggo hingga satgas Covid-19 tingkat kelurahan.
“Pengawasan dari Satgas Jogo Tonggo dan satgas Covid-19 kewilayahan ini sangat penting. Untuk isoter sudah siap, nanti disiapkan lagi satu lokasi untuk isoter nakes. Sebab, nakes juga banyak yang terpapar saat ini,” kata Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.
Surat Edaran Wali Kota Surakarta Nomor KS.00.23/734/2022 tentang PPKM Level 3 di Kota Surakarta juga sudah terbit kemarin. Aturan baru itu tampak lebih ketat sekalipun wali kota memastikan kegiatan masyarakat tetap bisa berjalan dengan baik.
Dalam SE terbaru itu, secara umum aturan PPKM masih tidak jauh beda dengan PPKM level 2 yang diterapkan sebelumnya. Perubahan paling kentara terdapat pada pembatasan kapasitas pengunjung mal dari 75 persen kapasitas menjadi 60 persen kapasitas. Perubahan aturan lainnya terletak pada pelaksanaan resepsi nikah dengan kapasitas dari 50 persen menjadi 25 persen dan tidak boleh makan di tempat alias makanan sajian resepsi nikah harus dibawa pulang.
“Pembatasan cuma mengurangi kapasitasnya saja, nggak ada yang ditutup. PTM jalan terus, pokoke event-event jalan terus, kegiatan rutin di hotel juga jalan terus. Tenang aja,” kata Gibran.
Pembatasan PPKM level 3 itu tampak tak begitu berbeda dengan aturan sebelumnya sekalipun lonjakan kasus dalam beberapa waktu terakhir meningkat pesat. Bahkan Gibran memprediksi puncaknya masih mungkin terjadi pada 2-3 pekan ke depan.
Berdasarkan Data Covid-19 Kota Surakarta, jumlah kasus aktif di Solo mencapai 3.294 kasus. Jumlah itu membuat nakes kelelahan mengingat tugas nakes bukan hanya merawat pasien namun juga melakukan tracing, pengawasan, dan vaksinasi yang terus dikebut sejak program itu dilakukan. Sehingga pekerjaan mereka overload.
Alasan itulah yang membuat pemkot meyiapkan isoter khusus nakes. Meski masih belum ditentukan tempat mana yang akan dijadikan lokasi isoter, pemerintah sudah memiliki kriteria khusus untuk isoter nakes yakni hotel atau losmen dengan kapasitas 20-30 orang dan memiliki fasilitas cukup lapang untuk kegiatan para isoter.
“Ini masih kami survei, akan kami komunikasikan dengan PHRI,” imbuh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta Nico Agus Putranto.