JawaPos.com – Kepulan asap tak biasa terlihat dari lantai 2 kamar santri Pondok Pesantren Miftahul Khoirot, Karawang, Jawa Barat, kemarin siang. Warga yang melihat awalnya tidak berpikir itu adalah asap yang akan berakhir pilu.
Tapi, selang beberapa menit kemudian, seperti dilaporkan Radar Karawang, terlihat api. Asap juga semakin besar, tambah pekat disertai dengan kegaduhan di ponpes di Desa Manggungjaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, yang berdiri pada 24 Juni 1948 itu. Ponpes tersebut terbakar. Sebanyak 8 santri meninggal dan 2 lainnya mengalami luka bakar.
Pengasuh Ponpes Miftahul Khoirot KH Agus Abdullah mengatakan, bangunan yang terbakar merupakan bangunan santri putra. Bangunan tersebut dihuni kurang lebih 50 santri.
’’Kejadian terbakarnya bangunan sekitar pukul 13.00. Kami menduga dari korsleting listrik,’’ ucapnya kepada Radar Karawang saat ditemui di lokasi kejadian.
Saat kejadian, banyak penghuni bangunan yang tengah istirahat atau tidur siang. Agus menambahkan, pihaknya dan beberapa santri putri dewasa berusaha keras menyelamatkan santri yang berada di bangunan tersebut. Namun, nahas, kedelapan anak terjebak api.
’’Pertama tujuh santri yang meninggal dan kita bawa ke RSUD Karawang. Tidak lama kita temukan lagi satu santri putra. Namun, satu anak yang baru ditemukan belum diketahui identitasnya,’’ tambahnya.
Kedelapan santri putra yang menjadi korban merupakan warga Cikampek, Subang, dan Cilamaya. Karena masih dalam suasana berkabung, diperkirakan kegiatan ponpes diliburkan selama satu minggu.
Sementara itu, M. Gozali, salah seorang warga Desa Sumurgede, mengungkapkan, pihaknya sempat membantu mengevakuasi jenazah bersama Kepolisian Karawang. Dia membenarkan jumlahnya delapan santri laki-laki. ’’Sambil menurunkan jenazah, saya juga menangis, tidak tega lihatnya,’’ ungkapnya.
Berdasar pantauan di RSUD Karawang, dua korban yang di IGD mengalami luka bakar di kepala dan kaki. Sementara delapan santri lain yang meninggal masuk ruang forensik sekitar pukul 18.00 WIB.
Kasi Humas RSUD Karawang Andi mengungkapkan, dua korban kebakaran yang masuk IGD (instalasi gawat darurat) masih dalam keadaan sadar. ’’Tadi kata pihak IGD, yang dua orang itu mengalami luka bakar kategori sedang karena masih sadar,’’ katanya.
Sementara itu, delapan orang lainnya, lanjut Andi, datang dalam keadaan sudah meninggal sehingga langsung dibawa ke ruang forensik untuk dilakukan identifikasi. Dia menyebut, mereka sampai ke ruang forensik mulai pukul 17.30 sampai 18.00.