JawaPos.com–Kapolresta Sidoarjo Kombespol Kusumo Wahyu Bintoro ingin memastikan tidak ada penimbunan minyak goreng di wilayahnya. Karena itu, kemarin (21/2) dia langsung turun untuk sidak ke gudang milik PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk di Gedangan.
Dalam sidak itu, Kapolresta memang menemukan ada stok minyak goreng di gudang bersangkutan. Namun, jumlahnya sangat sedikit. ”Di gudang Gedangan ini tinggal 179 karton. Per karton berisi enam kemasan 2 liter. Jadi, total ada 2.148 liter,’’ ungkapnya.
Namun, persediaan itu tidak hanya diperuntukkan Sidoarjo. Stok tersebut baru datang dan akan langsung dikirimkan ke ritel modern di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, bahkan Madura. ”Stoknya memang tidak banyak. Permintaan dari minimarket ke supplier pun tidak bisa dipenuhi 100 persen. Akhirnya, minyak di Sidoarjo juga langka,” jelasnya.
Selain memastikan tidak ada timbunan minyak goreng, pihaknya menyebut harga jual minyak goreng di ritel harus sesuai dengan ketentuan dari pemerintah.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo Tjarda menyampaikan, satgas pangan bersama Polresta Sidoarjo rutin melakukan pemantauan minyak goreng. Hasilnya, sejauh ini tidak ada penimbunan. ”Kami belum temukan adanya penimbunan. Stok memang sedikit dari supplier dan produsen,” ujar Tjarda.
Lantas, kenapa masih langka? Tjarda menjelaskan, saat ini Kementerian Perdagangan sedang memetakan penyebab kelangkaan minyak goreng di pasaran. Yang jelas, subsidi dari pemerintah sudah diberikan kepada produsen. Namun, ternyata stok tetap langka.
”Kami berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan provinsi. Pemerintah pusat tengah memetakan apa yang menjadi penghambatnya. Semoga tidak lama lagi stok bisa segera stabil,” tuturnya.
Sementara itu, upaya untuk mendatangkan minyak goreng curah ke pasar tradisional juga masih terhambat. ”Dari Bulog belum ada stoknya. Kami juga masih menunggu itu. Jika ada, langsung didistribusikan ke pasar sehingga masyarakat bisa memanfaatkan minyak itu dulu,” terangnya.