JawaPos.com-Pengadil lapangan yang bertugas di pertandingan Liga 3 mendapat banyak sorotan akibat keputusan-keputusan yang kontroversial.
Yang terbaru, buruknya kepemimpinan wasit terjadi dalam laga Bandung United melawan Farmel FC di Stadion Jala Krida Mandala AAL, Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (20/2) sore.
Dalam pertandingan itu, Bandung United harus turun dengan tujuh pemain. Ya, ada empat pemain yang diberi kartu merah. Yaitu, Saiful (50’), Rizki Arohman (60’), kiper Satrio Azhar Aisy (89’), dan kapten tim Andri Febriansyah (90+1’).
Manajer Bandung United Yoyo S. Adiredja menilai hukuman kartu merah terhadap empat pemainnya itu sangat konyol. Misalnya, kartu merah terhadap Saiful.
Sebelum terjadi hukuman kartu merah, pemain Bandung United Rizki Arohman terlihat kesakitan setelah bertabrakan dengan pemain lawan Abdul Kadir Jailani Toyo. Seharusnya Rizki mendapat perawatan medis. Namun, pemain Farmel FC Andreas Naipos justru melanjutkan permainan.
Dalam situasi tersebut, Saiful menghampiri wasit untuk memberi tahu bahwa rekannya masih tersungkur. Dia meminta wasit menghentikan pertandingan sementara. Namun, Saiful justru langsung diberi kartu merah.
”Menurut kami, perangkat pertandingan yang bertugas dalam pertandingan itu sangat kontroversial dan merugikan Bandung United,” tegas Yoyo kemarin (21/2).
Wasit yang bertugas dalam pertandingan tersebut adalah Andri Noveandra asal Kota Pekanbaru. Dia dibantu asisten wasit I Jaka Prasetia (Jakarta Selatan) dan asisten wasit II M.
Kemal Muzafar (Jakarta Selatan). Lalu, ada Rukmana Aprisal dari Kabupaten Manokwari selaku wasit cadangan. Maryono (Kabupaten Semarang) bertugas sebagai penilai wasit dan Christian Ariando (Kota Batu) menjadi match commissioner.
Kekecewaan Bandung United terhadap perangkat pertandingan diluapkan melalui surat protes kepada PSSI. ”Kami memohon perangkat pertandingan yang bertugas dalam pertandingan tersebut dievaluasi demi kemajuan sepak bola Indonesia,” tulisnya.
Saat dimintai konfirmasi oleh Jawa Pos mengenai maraknya kepemimpinan wasit yang kontroversial di Liga 3, Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi langsung mengambil langkah tegas.
”Wasit-wasit yang bermasalah akan dipulangkan. Lalu, kami akan menugasi wasit dari Liga 2 untuk memimpin pertandingan di grup-grup tertentu,” tulisnya melalui pesan singkat.
Sebenarnya, sambung Yunus, pertandingan Liga 3 merupakan ajang bagi wasit untuk naik kelas ke Liga 2 dan 1. Artinya, Liga 3 adalah kesempatan untuk membuktikan kualitas layak atau tidaknya wasit naik kasta.
”Tapi, bagaimana mau naik kelas jika memimpin laga Liga 3 saja banyak diprotes dan sering membuat kesalahan. Wasit-wasit itu harus terus belajar dan jangan mengulangi kesalahan yang sama,” tutur Yunus.
Yunus berharap ditugaskannya wasit-wasit Liga 2 membuat pertandingan Liga 3 lebih enak ditonton. Saat ini babak 32 besar Liga 3 Nasional akan berakhir.
Setelah itu, Liga 3 Nasional bakal memasuki babak 16 besar. Fase itu diselenggarakan pada 6–13 Maret. Lalu, babak semifinal berlangsung pada 26–27 Maret dan final pada 30 Maret.