JawaPos.com – Film Before, Now & Then (Nana) berhasil meraih penghargaan pemeran pendukung terbaik di Berlin International Film Festival (Berlinale) 2022. Award itu diraih aktris Laura Basuki yang berperan sebagai Ino.
Berikut ini adalah wawancara wartawan JawaPos.com di Berlin dengan Kamila Andini, sutradara film tersebut.
Sebelumnya banyak yang memprediksi bahwa Nana akan membawa pulang penghargaan dari Berlinale 2022. Namun, Anda sendiri, apakah sebelumnya ada keyakinan bahwa Nana meraih penghargaan di Berlinale?
Untuk saya sendiri sebagai sutradara, berada di kompetisi utama salah satu dari lima festival besar seperti Berlinale merupakan pencapaian yang luar biasa. Bisa berkompetisi bersama sutradara-sutradara yang karya-nya saya tonton sejak saya SMA merupakan pengalaman yang tidak terlupakan.
Ini juga bukan pertama kali saya berkompetisi. Di titik ini saya sudah terbiasa untuk menang, lebih dari itu saya juga terbiasa untuk kalah. Penghargaan untuk saya adalah bonus. Sebuah catatan sejauh mana saya bisa berkoneksi melalui karya saya dalam kompetisi tersebut.
Tapi tentu saja mendapatkan penghargaan di Berlinale bisa dibilang milestone tersendiri untuk saya sebagai filmmaker tapi lebih dari itu juga milestone untuk perfilman Indonesi
Sebagai sutradara yang membuat film ini, didesikan untuk siapa kemenangan film Nana di Berlinale tersebut?
Ini bukan hanya kemenangan saya, yang terutama, ini adalah kemenangan Laura Basuki sebagai aktor yang cemerlang, dan juga kemenangan tim film secara keseluruhan. Untuk itu kami ingin memberikan kemenangan ini untuk budaya Sunda sebagai latar belakang cerita ini, juga untuk Indonesia.
Seperti diketahui, ini adalah film keempat Anda, dan masih konsisten mengangkat kisah tentang perempuan. Apa yang mendasari untuk selalu mengangkat kisah tentang perempuan? Apakah misi yang ingin disampaikan kepada penonton melalui film-film yang berkisah tentang perempuan tersebut?
Keinginan saya untuk berbicara tentang perempuan tidak pernah diawali dengan visi misi yang besar. Suara ini adalah proses yang panjang dan organik. Pada dasarnya karena film saya biasanya adalah film personal, saya ingin menemukan diri saya dalam film-film saya, saya ingin menemukan diri saya pada sinema.
Maka berbicara tentang perempuan adalah hal yang secara organik hadir saat saya bicara tentang pencarian diri.
Nana sendiri adalah sebuah film yang sangat unik menurut saya. Selain mengambil setting waktu lampau, film ini sendiri juga full berbahasa Sunda. Lalu, bagaimana Anda men-treatment film yang diadaptasi dari novel tersebut menjadi film?
Film Nana bukan film pertama saya yang berbahasa daerah. Hampir semua film-film saya menggunakan bahasa ibu dari tanah ceritanya. Tidak ada alasan khusus. Untuk saya film Indonesia adalah tentang keberagaman. Dan keberagaman itu bukan hanya visual, tapi juga audio. Sejak awal saya ingin berbicara tentang siapa kita, bercerita tentang cerita kita, mendengarkan bahasa kita.
Ketika awal terlibat dalam project ini, apa visi Anda, akan dibuat seperti apa film ini? Lalu, setelah jadi, apakah sudah memenuhi ekspektasi Mba Andini?
Proses kreatif saya selalu organik dan fluid. Setiap film pun memiliki prosesnya masing2. Dalam proses karya saya ruang kolaborasi2 dengan semua team juga sangat luas. Dan semua cerita punya kebutuhannya masing-masing untuk mendapatkan esensi dan impresi yang diinginkan.
Jadi kalau melihat dari bagaimana saya bekerja tentu saja saya tidak akan pernah tau hasil akhirnya di awal, dan itu yang paling menyenangkan dari membuat film, misteri semesta di wilayah kreatif yang terus berjalan. Tapi untuk Nana sendiri, sudah lama saya ingin membuat film periodik yang intim. Terjadi atau tidaknya rasanya penonton yang bisa menjawabnya
Kemudian, setelah ini, Nana akan tampil di mana lagi? Kemudian, apakah Nana juga akan ditayangkan di Indonesia? Terakhir, apa project selanjutnya setelah selesai menggarap film Nana?
Karena festival sudah menjadi sirkuit saya, tentu saja Nana akan diputar di festival2 lain. Seperti film saya sebelumnya, Nana pasti akan ditayangkan di Indonesia. Tunggu saja kabar selanjutnya. (*)