JawaPos.com- Hasil asesmen situasi Covid-19 untuk Kota Surabaya, ternyata kini berada di level 4. Demikian juga level transmisi komunitas. Artinya, insiden sangat tinggi kasus yang didapat secara lokal dan tersebar luas dalam 14 hari terakhir.
Kenaikan level hasil asesmen situasi Covid-19 tersebut berdasarkan update terakhir data dashboard Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI per 19 Februari. Pekan sebelumnya, Kota Surabaya masih level 3.
Dengan demikian, berarti saat ini tingkat persebaran di Kota Surabaya sudah masuk ke level tertinggi. Sebab, tidak ada lagi level 5. Tinggal seberapa lama untuk dapat segera menurunkannya. Lalu, kembali turun hingga ke level 1 seperti tahun sebelumnya.
Namun, Kota Surabaya bukan satu-satunya yang berada di level 4 sesuai hasil asesmen situasi Covid-19 dari Kemenkes. Di Provinsi Jatim, selain Surabaya, juga ada Kota Malang dan Kota Madiun. Sedangkan kabupaten/kota lain, masih berada di bawahnya.
Lantas, mengapa Surabaya sudah masuk level 4? Beberapa indikatornya, antara lain, kasus konfirmasi positif Covid-19 di Surabaya sudah lebih dari 150 per 100 ribu penduduk per minggu. Sampai Sabtu (19/2), kasus aktif di Surabaya ada sebanyak 5.694 orang. Bertambah 216 orang dibandingkan sehari sebelumnya.
Indikator lain, rawat inap rumah sakit (RS) di Kota Surabaya sudah di atas 30 per 100 ribu penduduk per minggu. Data dari peta sebaran Covid-19 Jatim sampai Minggu (20/2) pukul 14.30, konfirmasi isolasi di RS rujukan ada 697 pasien dan isolasi mandiri 4.365 orang.
Untuk indikator kematian, Kota Surabaya berada di tingkat 2. Sebab, angka kematian pasien Covid-19 masih berada 1-2 orang per 100 ribu penduduk per minggu. Nah, Surabaya angkanya 1,47. Akan naik ke tingkat 4 jika kematian sudah melebihi angka 5.
Sejak Maret 2020 sampai hari ini (20/2), total warga Surabaya yang meninggal dengan status telah terkonfirmasi positif Covid-19 mencapai 2.624 orang. Hanya dalam Februari 2022 ini, tambahan angka kematian sebanyak 60 orang. Secara keseluruhan fatality rate (tingkat kemarian) di Surabaya 2,77 persen dan recovery rate (kesembuhan) 91,65 persen.
Bagaimana dengan perkembangan BOR atau ketersediaan tempat tidur di RS? Masih mengacu dashboard Kemenkes, tren BOR di Surabaya belakangan juga merangkak naik.
Pada 13 Februari lalu, BOR masih berada di angka 29,1 persen. Saat ini, sudah bertambah menjadi 40,1 persen atau masuk kategori memadai. Sebab, masih di bawah 60 persen. Kalau berada di atas 80 persen, maka akan masuk menjadi terbatas.
Nah, apakah kenaikan hasil asesmen situasi Covid-19 untuk Surabaya tersebut berpengaruh pada kenaikan status PPKM sesuai instruksi Menteri Dalam Negeri (Imendagri)? Artinya, Surabaya yang saat ini PPKM level 3 akan turun ke level 4? Tunggu saja pengumuman resmi dari pemerintah kembali besok (21/2).
Yang jelas, kalau berstatus di PPKM level 4, tentu ada pembatasan-pembatasan lagi. Mengacu Inmendagri sebelum-sebelumnya, beberapa ketentuan untuk kabupaten/kota PPKM level 4, antara lain, pembelajaran tatap mula (PTM) dilaksanakan 100 daring. Demikian juga ketentuan kerja di sektor non esensial juga ada pengetatan dibandingkan PPKM 3.