JawaPos.com – Tingginya angka kematian akibat pandemi Covid-19 memunculkan persoalan baru. Yaitu banyaknya anak-anak yang tiba-tiba menjadi yatim piatu, Ini karena kedua orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19. Kementerian Agama (Kemenag) mengajak lembaga zakat menggulirkan program orang tua asuh.
Data dari Kementerian Sosial yang dilansir beberapa waktu lalu menyebutkan ada 11.405 anak yang menjadi yatim piatu karena orangtuanya wafat akibat Covid-19. Bahkan di Provinsi Jawa Timur saja diperkirakan ada 5.733 anak yatim piatu karena orangtuanya meninggal akibat terpapar Covid-19.
Seruan supaya lembaga zakat aktif menjalankan program orang tua asuh itu disampaikan Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag Tarmizi Tohor. ’’Saat ini perlu program orang tua asuh. Khususnya kepada anak-anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal karena Covid-19,’’ katanya dalam peluncuran Program Keluarga Tangguh Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) di Jakarta Kamis (11/8).
Tarmizi mengatakan, anak-anak yatim piatu tersebut harus mendapatkan bantuan dan perlindungan. Tidak bisa dibiarkan hidup sebatang kara. Apalagi dia tengah pandemi Covid-19 yang masih belum reda seperti sekarang ini. Dia menyampaikan keprihatinan terhadap fenomena ini.
Melalui program orang tua asuh, masa depan anak-anak itu bisa tetap dijaga. Khususnya soal jaminan untuk mendapatkan layanan pendidikan. Dia mengapresiasi program IZI yang juga bergerak di bidang pendidikan melalui pemberian beasiswa. Dia berharap program ini dilakukan oleh lembaga-lembaga amil zakat lainnya.
Tarmizi juga menyampaikan anak-anak yatim piatu itu juga membutuhkan bantuan pendampingan psikologi. ’’Mereka sekarang terganggu psikologinya. Butuh bimbingan khusus,’’ katanya. Dengan adanya bimbingan psikologi yang baik, mereka bisa menjalani kehidupannya seperti sediakala meskipun sudah ditinggal kedua orangtuanya.
Dia lantas berpesan kepada seluruh lembaga zakat untuk cermat dalam menggunakan data. Khususnya data masyarakat miskin atau yang terdampak pandemi Covid-19. Sehingga penyaluran bantuan bisa tepat sasaran. Tarmizi mengatakan lembaga zakat bisa menggunakan data yang ada di Kementerian Sosial.
Selain itu dia juga menyampaikan lembaga zakat bisa langsung ke lapangan untuk menggali data masyarakat terdampak pandemi. Tetapi dia mengingatkan supaya turut mengajak tokoh masyarakat atau tokoh agama setempat untuk pendataan. Kemudian dia juga menyampaikan di perkotaan banyak orang miskin yang rentan tidak mendapatkan bantuan sosial di masa pandemi ini. Penyebabnya mereka merantau ke kota tanpa memiliki dokumen kependudukan yang komplit. ’’Mereka ini perlu kita bantu juga,’’ jelasnya.
Dirut IZI Wildhan Dewayana, mengatakan siap untuk berkolaborasi dengan pemerintah maupun lembaga zakat lainnya untuk penanganan pandemi Covid-19. Termasuk juga membantu nasib para anak-anak yang menjadi yatim piatu di tengah pandemi ini. Dia mengatakan dari periode Maret 2020 sampai Juli 2021 telah menyalurkan Rp 4,3 miliar khusus untuk penanganan pandemi Covid-19. Sedangkan untuk penyaluran secara umum mencapai 138 miliar. ’’Ini masih jauh dari kebutuhan masyarakat,’’ katanya.