JawaPos.com – Setelah melalui perjuangan hebat selama proses kehamilan dan persalinan, masuklah ibu ke tahapan berikutnya yang tidak kalah menantang yaitu menyusui. Menyusui bayi yang baru lahir terkadang tidakmudah, terutama ketika dilakukan untuk pertama kalinya.

Tantangan saat memberikan ASI bisa bermacam-macam. Salah satunya produksi ASI yang sedikit. Dokter spesialis kebidanan dan kandungan Brawijaya Hospital Saharjo, Mothercare Modern Parent dr. Nisa Fathoni, SpOG, IBCLC dalam webinar ‘Persiapan Melahirkan, Mitos dan Fakta Tentang Menyusui’ membagikan fakta menarik seputar menyusui. Menurut dr. Nisa, banyak yang beranggapan bahwa ASI akan serta merta keluar ketika bayi dilahirkan. Jadi kapankah ASI itu keluar?

Menurutnya, proses laktogenesis yakni persiapan proses pengeluaran ASI dimulai sejak 16-22 minggu, tetapi hormon progesterone menahan ASI untuk tidak keluar terlebih dahulu sebelum bayi lahir. Setelah bayi lahir dan hormon progesterone turun barulah ASI dapat keluar.

“ASI baru keluar di fase laktogenesis kedua yaitu kurang lebih 20-30 jam pasca persalinan. Pada dasarnya ASI baru akan keluar ketika ada rangsangan hisapan bayi. Sehingga ibu jangan panik dan sedih terlebih dahulu jika ASI tidak langsung keluar,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis (12/8).

Ketika hamil dan menyusui tubuh Ibu pun menyesuaikan tahapan tersebut. Menurutnya, poduksi ASI yang keluar diawal memang cenderung lebih sedikit, karena menyesuaikan kapasitas lambung bayi yag baru lahir yang dapat menerima cairan sebanyak 5-7ml.

Namun seiring dengan bertambahnya usia dan kebutuhan anak, produksi ASI pun terus bertambah. Begitu pula dengan frekuensi pemberian ASI, usia 0-6 bulan sesuaikan dengan siklus dan kapanpun bayi membutuhkan. Namun biasanya 8 hingga 12 kali dalam sehari.

Bayi di atas 6 bulan sudah disarakan untuk mendapatkan MPASI dan ASI akan diberikan disela-sela pemberian MPASI. Presentase perbandingan pemberian ASI dan MPASI untuk anak usia 6 bulan keatas ada 70 persen dan 30 persen. Sedangkan untuk anak usia 1 tahun keatas ASI 30 persen dan MPASI 70 persen.

Senior Vice President Mothercare Indonesia Vasudev Kataria mengungkapkan menyusui bukan hanya proses pemberian ASI kepada anak, namun lebih dari itu, momen menyusui dapat digunakan untuk membangun ikatan dan kedekatan antara ibu dan anak. Maka ikutilah 5 tips agar proses menyusui menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.

1. Ketahuilah perbedaan foremilk dan hindmilk

Foremilk atau ASI depan adalah ASI yang keluar di awal sesi menyusui, kaya akan laktosa, rendah lemak dan memiliki konsistensi yang cair. Sedangkan hindmilk atau ASI belakang adalah ASI yang keluar di saat sesi menyusui akan berakhir, mengandung lebih banyak kalori dan lebih kental. Meski sedikit berbeda, keduanya memiliki peran yang sama pentingnya dalam memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil. Namun, ketidakseimbangan foremilk dan hindmilk dapat mengganggu pencernaan dan pertumbuhannya. Tidak usah khawatir, karena masalah ini dapat diatasi dengan berkonsultasi ke dokter anak dan konselor ASI.

2. Tetap bisa menyusui walaupun memiliki flat nipple (puting datar)

Mitos yang berkembang bahwa ibu dengan flat nipple tidak dapat menyusui, pernyataan ini dapat dipatahkan dengan menggunakan metode AMUBIDA. Aryola sebagian besar masuk dan bagian atas lebih terlihat dari bagian bawah. Mulut bayi terbuka lebar. Bibir terpuntir keluar. Dagu bawah menempel ke payudara ibu.

3. Konsumsi makanan dengan nutrisi seimbang

Ibu harus mencukup gizi dan nutrisi selama kehamilan dan menyusui. Ibu tetap makan 3 kali sehari yang sesuai dengan panduan piring makan dan ditambah dengan 2 kali makanan selingan yang banyak mengandung protein. Tak lupa minum air sebanyak 2.5 hingga 3 L setiap harinya. Selain itu Ibu juga dapat mengkonsumsi vitamin tambahan atau suplemen.

4. Manfaatkan alat pumping untuk pemberian ASI yang maksimal

Menyusui secara langsung memiliki banyak manfaat salah satunya membangun bonding antara ibu dan anak. Namun terdapat beberapa situasi yang mengharusnya Ibu memompa ASI untuk membantu menjaga kelancaran proses menyusui.

5. Gunakan bra menyusui yang nyaman dan berkualitas

Bra khusus menyusui memang terlihat hampir sama dengan bra pada umumnya. Namun sesungguhnya bra menyusui dapat memberikan kenyamanan dan dukungan bagi payudara yang semakin besar dan sensitif selama menyusui.

By admin