JawaPos.com–Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya menyatakan sisa lebih perhitungan anggaran (silpa) pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Surabaya 2020 pada masa awal pandemi Covid-19 memperlemah kekuatan APBD 2021.
Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti seperti dilansir dari Antara di Surabaya menjelaskan, saat penyusunan APBD 2020 pada November 2019 (sebelum pandemi) diproyeksi silpa Rp 1.177.990.109.525. Namun hanya terealisasi Rp 316.612.578.243.
”Kondisi silpa ini tentu memperlemah kekuatan anggaran APBD 2021,” ujar Reni.
Menurut Reni, masa tahun pertama pandemi telah berdampak pada sektor ekonomi. Sehingga, target pendapatan tidak tercapai. Hal itu berbeda dengan pada 2019 sebelum pandemi yang mana tercapai hingga 100,36 persen.
”Saya mengamati tahun 2019 adalah kondisi keuangan daerah terbaik pada masa Bu Risma (Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini) sejak menjabat pada 2010,” kata Reni.
Secara umum, APBD Surabaya 2021 mencapai angka Rp 9.828.392.793.866. Adapun pada postur anggaran APBD 2021 untuk segi pendapatan senilai Rp 8.634.034.904.370 dengan proyeksi kontribusi terbesar dari PAD sebesar Rp 5.535.188.169.410.
Total pendapatan pada semester I/2021 mencapai 41,45 persen dengan rincian, pendapatan yang terdiri atas PAD, transfer pusat, transfer provinsi, dan transfer lain senilai Rp 8.660.402.684.341. Namun baru tercapai Rp 3.563.424.499.145.
Realisasi belanja daerah hingga semester I/2021 mencapai 29,48 persen atau 2.897.442.583.178 dari proyeksi awal Rp 9.828.392.793.866. Untuk refocusing anggaran penanganan Covid-19 pada 2021 di Surabaya yang semula dianggarkan Rp 577.884.936.360, hingga awal Agustus 2021 baru terserap Rp 284.989.016.784 atau 49,32 persen.
”Refocusing anggaran difokuskan pada bidang kesehatan, bidang ekonomi, dan bidang jaring pengaman sosial. Dalam refocusing anggaran bidang kesehatan tertinggi capai 67,59 persen dari total anggaran refocusing,” terang Reni.