JawaPos.com – Pandemi mengacaukan perekonomian banyak pihak. Termasuk pengelola wisata yang terpaksa tiarap akibat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Itulah yang juga dirasakan wisata edukasi di Desa Kalidawir, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Selama menunggu kondisi membaik, mereka memperbaiki berbagai wahana dan sarana yang ada.
Di wahana Yussar Fishing & Playground, misalnya. Selasa (10/9), masih tampak beberapa orang menyempurnakan area bermain. Di desa tersebut, terdapat tempat untuk wisata berkuda dan area pemancingan sekaligus sarana bermain bagi warga. Ke depan, tempat itu juga dijadikan sarana edukasi di bidang pertanian bagi siswa.
”Area persawahan nanti dibuat untuk tempat anak-anak belajar bertani. Bisa belajar bercocok tanam juga di sana. Konsepnya tetap wisata edukasi,” ujar Zahlul Yussar, pendiri Yussar Fishing & Playground. Diharapkan, anak paham tentang pertanian. Terutama padi dan beras yang mereka konsumsi sehari-hari.
Wisata edukasi di Desa Kalidawir tersebut baru diresmikan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada Oktober 2020. Ketika itu tempat edukasi yang ditawarkan hanya berkuda dan panahan. Sekarang ada pula tempat pemancingan dan area bermain. Soft launching area wisata yang didominasi air tersebut dilakukan pada April lalu.
Sebelum masa PPKM, cukup banyak pengunjung. Dalam sehari, jumlah pengunjung bisa mencapai 5.000 orang. Namun, sejak PPKM, area itu ditutup. Yussar Fishing & Playground baru dibuka lagi sekitar tiga hari khusus untuk warga yang datang dari tempat jauh. Jumlah pengunjung dibatasi maksimal 50 orang.
Tujuan utama tempat wisata edukasi tersebut tidak hanya menambah pengetahuan. Lebih dari itu, tempat itu juga diharapkan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat. Termasuk warga di sekitar area tempat wisata di Desa Gempolsari, Kecamatan Tanggulangin.
Desa wisata itu dikelola bersama-sama oleh pokdarwis (kelompok sadar wisata). Yussar juga memiliki sebagian lahan di tempat wisata seluas lebih 1 hektare tersebut. Penanggung jawab area wisata dan manajemen pengelolaan diserahkan sepenuhnya kepada pokdarwis. Dengan begitu, ada pendapatan yang masuk untuk mengembangkan desa.