JawaPos.com–Ketersediaan kamar atau bed occupancy rate (BOR) di Jawa Timur menurun seiring dengan perpanjangan masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjelaskan, penurunan itu sebagai dampak dari PPKM yang dilaksanakan sejak 3 Juli. ”Saat ini, BOR isolasi rumah sakit maupun rumah sakit darurat serta rumah karantina telah berada di bawah standar WHO yaitu di bawah 60 persen,” kata Khofifah pada Rabu (11/8).
Berdasar data Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, bila dibandingkan dengan awal PPKM 3 Juli hingga 9 Agustus kondisi BOR isolasi RS di Jatim turun dari 81 persen menjadi 59 persen. Kemudian, untuk BOR RS darurat dari 69 persen menjadi 49 persen atau turun 20 persen.
”BOR rumah isolasi turun menjadi 38 persen dari yang sebelumnya 50 persen,” beber Khofifah Indar Parawansa.
Sedangkan untuk ICU penurunan BOR dari sebelumnya 78 menjadi 73 persen. Menurut dia, keberhasilan PPKM juga terlihat dari tingkat penurunan BOR di rumah sakit.
”Saat ini baik untuk isolasi, RS darurat, maupun rumah karantina sudah turun di bawah standar WHO sudah 60 persen,” tegas Khofifah.
Lebih lanjut Khofifah menjelaskan, selain pemberlakuan PPKM berlevel di sisi hilirnya upaya pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Jatim juga terus digencarkan.
Berdasar dashboard kemenkes/KCPEN, jumlah orang yang divaksin dosis pertama dan kedua di Jatim menempati posisi cukup tinggi di Indonesia. ”Untuk vaksin dosis pertama, jumlah orang yang divaksin di Jatim mencapai 7.960.752 orang atau sekitar 25,01 Persen dari target sasaran,” papar Khofifah.
Sedangkan jumlah orang yang telah divaksin untuk dosis kedua di Jatim sebanyak 3.619.554 orang, setara 11,37 persen dari target sasaran.