JawaPos.com – Ketidakpastian kompetisi kembali memakan korban. Kali ini dialami PSIS Semarang. Tim berjuluk Mahesa Jenar itu harus rela ditinggal pelatihnya, Dragan Djukanovic.
Pelatih asal Montenegro tersebut mundur karena merasa kompetisi Liga 1 yang lama vakum merugikan karier kepelatihannya.
Dragan menuturkan, dirinya terpaksa mundur dari kursi kepelatihan PSIS. Harus membuang ambisi untuk bisa membawa Mahesa Jenar menjadi juara.
’’PSIS selalu di hati saya. Mungkin suatu saat nanti bisa bertemu lagi. Saya sekarang akan jadi suporter setia PSIS,’’ beber Dragan via WhatsApp kepada Jawa Pos kemarin.
Dragan mengakui keputusan untuk mundur dari PSIS sangatlah berat. Namun, dia sudah tidak bisa menunggu lebih lama. ’’Aku kehilangan banyak sekali uang dalam 1,5 tahun ini. Tentu, finansial jadi salah satu efek utama kenapa saya memilih mundur,’’ paparnya.
Alasan lain adalah dia tidak ingin karier profesionalnya mandek. Pria 51 tahun itu tetap ingin melatih sebuah tim yang kompetisinya sudah pasti berjalan. ’’Saya tidak ingin buang waktu lagi. Saya profesional,’’ tegasnya.
Setelah mundur dari PSIS, Dragan memang tidak butuh waktu lama untuk punya tim. Salah satu tim kasta kedua Liga Yunani, PAE Karaiskaki, jadi persinggahannya. Dia akan melatih di sana selama setahun ke depan.
Ditanya soal kemungkinan kembali ke PSIS, Dragan belum bisa memastikan. Yang jelas, pekerjaannya di PSIS sejauh ini sudah sangat baik. ’’Saya sudah membuat good base dan seleksi yang bagus untuk PSIS. Jadi, semua masih mungkin di masa depan,’’ tuturnya.
General Manager PSIS Wahyoe Winarto menyebut tidak ada masalah dengan Dragan. Artinya, sang pelatih mundur dari PSIS secara baik-baik. Murni karena tidak ada kejelasan kompetisi. ’’Mungkin Dragan punya alasam sendiri melihat perkembangan pandemi,’’ tuturnya.
Yang jelas, saat ini PSIS belum menemukan pengganti Dragan. Masih dilatih asisten pelatih Imran Nahumarury. ’’Kami juga belum ada gambaran pengganti. Masih dipegang Imran untuk sementara,’’ paparnya.
Sementara itu, kabar buruk juga berembus dari timnas. Tiga asisten pelatih asal Korea Selatan mundur karena alasan personal. Ketiganya adalah Kim Hae-woon (pelatih kiper), Lee Jae-hong (pelatih fisik), dan Kim Woo-jae (pelatih teknik).
Pengalaman mundur pelatih pendamping Shin Tae-yong (STY) bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, pada akhir 2020, asisten pelatih Gong Oh-kyun juga memilih mundur karena alasan personal.
Sekjen PSSI Yunus Nusi menyayangkan mundurnya tiga asisten pelatih tersebut. Sebab, di awal PSSI sudah sepakat dengan STY bahwa asisten pelatih yang akan mendampinginya adalah yang pernah menangani Korea Selatan saat Piala Dunia 2018.
’’Mereka mengungkapkan bahwa ada persoalan pribadi. Saya kira STY yang paling tahu alasan mereka mundur,’’ bebernya dalam keterangan resmi kemarin.
Terkait pengganti, PSSI tidak akan memilih sembarangan asisten pelatih.
’’Tunggu keputusan Ketum dan exco,’’ katanya saat dikonfirmasi Jawa Pos.
Yang pasti, lanjut dia, pengganti ketiganya harus memiliki kemampuan sesuai standar yang diterapkan dan pengalaman. Saat ini, PSSI juga menanti kedatangan STY untuk menanyakan langsung soal mundurnya tiga asisten pelatih tersebut.