JawaPos.com – Tekanan terhadap Perdana Menteri (PM) Malaysia Muhyiddin Yassin kian besar. Bukan hanya legislator UMNO yang memberikan pernyataan ke Raja Malaysia Sultan Abdullah Ahmad Shah bahwa mereka tidak mendukung Muhyiddin. Kalangan oposisi juga demikian.
Partai Pejuang Tanah Air (Pejuang) dan Partai Warisan Sabah (Warisan) mengirimkan surat tersebut pada Selasa (10/8) dalam waktu yang berbeda. Warisan adalah salah satu partai yang bergabung dengan aliansi Pakatan Harapan (PH). Sedangkan Pejuang merupakan partai baru yang dibentuk Mahathir Mohamad setelah dia didepak dari Partai Bersatu. Dulu mantan PM itu mendirikan Bersatu bersama Muhyiddin.
Partai Keadilan Rakyat (PKR) yang dipimpin Anwar Ibrahim melakukan hal serupa. Malaysia Kini mengungkapkan bahwa semua legislator oposisi sudah menandatangani pernyataan tidak mendukung Muhyiddin. Jumlah legislator UMNO yang menarik dukungan dari Muhyiddin juga bertambah menjadi 14 orang kemarin. Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi kembali mengirimkan surat kepada raja.
”Saya ingin memastikan tidak ada satu pun dari anggota parlemen ini yang mencabut pernyataan hukum yang telah disampaikan kepada raja,” ujar Zahid seperti dikutip Malay Mail.
UMNO merupakan salah satu partai anggota koalisi pemerintah, yaitu Perikatan Nasional (PN). Sebagian anggota UMNO masih mendukung Muhyiddin. Namun, melihat situasi yang berkembang saat ini, mereka mungkin harus berpikir ulang. Sebab, besar kemungkinan pemerintahan Muhyiddin kandas.
Total legislator koalisi 105 orang. Jika ditambah UMNO menjadi 119 orang. Untuk berkuasa, dibutuhkan setidaknya dukungan dari 111 anggota parlemen atau Dewan Rakyat. Muhyiddin diperkirakan sulit mendapatkan angka tersebut.
Di pihak lain, Zahid menegaskan bahwa meski tak lagi mendukung Muhyiddin, dirinya tidak akan menggiring anggotanya untuk bergabung dengan koalisi PH yang dipimpin Anwar Ibrahim. Dia sudah bersumpah tidak melakukannya di hadapan anggota parlemen UMNO.
Dulu UMNO yang tergabung dalam koalisi Barisan Nasional (BN) berkuasa di Malaysia selama 60 tahun sebelum digulingkan PH. Banyak legislator UMNO yang ingin mengulang kejayaan masa lalu.
Sementara itu, polisi terus memproses hukum massa yang melakukan aksi memprotes pemerintahan Muhyiddin. Bukan hanya demonstran biasa, melainkan juga para legislator yang turun ke jalan. Anwar Ibrahim dan istrinya, Wan Azizah Wan Ismail, memberikan keterangan Sabtu (7/8). Sedangkan pemeriksaan Mahathir dilakukan Senin (9/8).
”Saya telah memberikan pernyataan kepada polisi terkait dengan kegiatan berkumpul di Dataran Merdeka 2 Agustus lalu,” cuit Mahathir di akun Twitter pribadinya.
Putranya yang merupakan Presiden Pejuang Mukhriz Mahathir juga ikut dimintai keterangan. Investigasi dilakukan berdasar UU Pertemuan Damai 2012 serta UU Pencegahan dan Kontrol Penyakit Menular 1988.
Aksi yang berlangsung pekan lalu itu menuntut agar Muhyiddin mengundurkan diri dan kabinetnya dibubarkan saja. Para legislator tersebut berang karena rapat parlemen terakhir dibatalkan dengan alasan penularan Covid-19. Ada dugaan bahwa Muhyiddin hanya ingin menghindari voting mosi tidak percaya yang sudah diajukan oposisi.
Saat itu Malaysia masih menerapkan pembatasan berkumpul guna menghindari penularan Covid-19. Karena itu, para legislator tersebut diduga melanggar aturan. Semua yang ikut dalam aksi itu bakal dipanggil satu per satu.
Kasus Covid-19 di Malaysia memang masih tinggi. Meski demikian, kemarin pemerintah memberikan keringanan untuk mereka yang sudah divaksin penuh.
Mereka yang pulang dari luar negeri boleh dikarantina di rumah, bukan di tempat yang ditunjuk pemerintah seperti selama ini. Pasangan yang sudah menikah, tapi tinggal terpisah, kini bisa berkunjung asalkan sama-sama sudah divaksin lengkap.