JawaPos.com – Beberapa bulan terjadi kelangkaan plasma konvalesen di Unit Donor Darah (UDD) PMI Surabaya. Sekarang, tepatnya tiga hari terakhir, stok plasma konvalesen aman. Penyebabnya, jumlah pendonor meningkat. Sementara itu, permintaan turun hampir 50 persen dari sebelumnya.
Antrean panjang plasma konvalesen sempat terjadi di UDD PMI Surabaya. Bahkan sampai berminggu-minggu. Jumlahnya pun sampai 500 orang. Artinya, kebutuhan plasma konvalesen saat itu mencapai seribu kantong. Sebab, satu pasien membutuhkan dua kantong.
’’Alhamdulillah, sekarang antrean sudah tidak ada,’’ kata Kabag Pelayanan dan Humas PMI Surabaya dr Martono Triyogo.
Menurut dia, semua permintaan plasma konvalesen di PMI Surabaya sudah terlayani. Bahkan, sekarang sudah ada stoknya. Hal itu berbeda jauh dengan sebelumnya. Jangankan stok, pasien yang membutuhkan pun harus antre panjang.
’’Sejak tiga hari terakhir ini, stok aman,’’ ucapnya.
Stok plasma konvalesen dari semua golongan darah aman. Hingga kemarin siang, setidaknya ada 288 kantong plasma konvalesen. Yang paling banyak golongan darah B. Yakni, 104 kantong. Ketersediaan itu disebabkan tingginya jumlah pendonor.
Maklum, kata Martono, saat terjadi lonjakan kasus Covid-19 beberapa waktu lalu, banyak pasien yang sudah sembuh mendonorkan plasma konvalesen ke PMI. Mereka pun sampai antre. Karena itu, PMI memberikan jadwal donor. Jadi, setelah lolos skrining, penyintas mendapat informasi kapan jadwal donor plasma konvalesen.
Tingginya pendonor plasma konvalesen juga direspons baik oleh PMI Surabaya. Pelayanan donor pun dibuka 24 jam. Menurut Martono, terjadi kenaikan jumlah pendonor dua kali lipat lebih. Jika sebelumya per hari hanya 25 orang, sekarang jumlahnya bisa mencapai 60 orang. Artinya, sehari bisa ada 120 kantong plasma konvalesen di PMI Surabaya. ’’Ini terjadi seminggu terakhir,’’ terangnya.
Sementara itu, jumlah permintaan plasma konvalesen semakin turun. Jika sebelumya per hari bisa tembus 100 kantong, sekarang permintaan hanya 60 kantong. Artinya, sehari hanya ada 30 pasien yang mengajukan permintaan ke PMI Surabaya.
Mayoritas permintaan tidak hanya berasal dari Surabaya, tapi juga luar kota. ’’Kalau dipersentase, saat ini sama-sama 50 persen. Beda dengan sebelumnya, permintaan dari dalam Surabaya bisa mencapai 80 persen dibandingkan wilayah lain,’’ katanya.
Martono menambahkan, ketersediaan plasma konvalesen itu tak lain imbas adanya kerja sama dengan berbagai pihak. Mulai TNI, Polri, hingga banyak perusahaan BUMN. PMI juga membuka diri dan senang hati untuk jemput bola. Salah satunya, menggelar proses skrining di lokasi perusahaan atau instansi lain. ’’Semoga stok plasma konvalesen ini terus terjaga,’’ ungkapnya.