JawaPos.com–Warga lereng Gunung Merapi di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, tetap menggelar upacara sedekah ke kawasan puncak Merapi pada malam 1 Sura atau Senin (9/8) malam. Namun upacara itu dilaksanakan dengan jumlah peserta terbatas.
Camat Selo Joko Prihanto seperti dilansir dari Antara di Boyolali mengatakan, dalam ritual itu, mereka yang terbatas berjumlah 10 orang. Antara lain membawa kepala kerbau ke kawasan puncak Merapi, di lokasi bernama Pasar Bubrah.
Dia menjelaskan, acara arak-arakan dan pentas kesenian dalam tradisi ritual labuhan ditiadakan karena masih pandemi Covid-19. Oleh karena pandemi, tahap ritual kepala kerbau oleh juru kunci Gunung Merapi dilakukan di Balai Desa Lencoh.
”Kepala kerbau langsung dibawa ke Pasar Bubrah dilabuhkan. Kami tidak boleh ada undangan dari luar Selo, termasuk anggota forum komunikasi pimpinan kecamatan (forkopimcam) memantau dari jauh,” ujar Joko Prihanto.
Tim Satgas Covid-19 Kecamatan Selo memantau ritual dari kantor kecamatan setempat. Hal itu untuk memastikan penerapan protokol kesehatan dilakukan secara ketat.
Menurut Joko Prihanto, inti sedekah gunung adalah doa oleh warga bertepatan dengan malam 1 Sura. Namun, situasi pandemi membuat kegiatan mereka dikemas dengan sebaik-baiknya supaya tidak menimbulkan kerumunan massa.
”Hal ini dapat dilihat bahwa kami benar-benar melarang adanya kerumunan hajatan. Ritual labuhan kepala kerbau dimulai sekitar pukul 23.00 WIB. Tidak ada undangan untuk warga karena pandemi Covid-19 masih sangat bahaya,” terang Joko Prihanto.
Samsuri, 41, seorang warga Desa Lencoh, mengatakan, sedekah gunung tetap dilakukan warga. Namun karena pandemi membuat tradisi itu dibuat simpel dengan jumlah orang yang terbatas. Sebanyak 10 orang dari Tim Siaga Desa (TSD) Lencoh membawa kepala kerbau ke Pasar Bubrah di kawasan puncak Merapi pada Senin (9/8) malam.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Boyolali Susilo Hartono menambahkan, sedekah gunung tetap dilakukan warga Desa Lencoh, namun jumlah mereka terbatas 10 orang secara swadaya desa. Selain itu, tidak mengundang warga lain, termasuk Disporapar.
Dia juga mengingatkan warga tetap mematuhi prokes, segera vaksinasi, dan keluar rumah hanya apabila ada kepentingan mendesak. ”Jaga kesehatan agar imunitas meningkat di tengah pandemi ini,” ujar Susilo Hartono.