JawaPos.com – Uji praklinis tahap kedua Vaksin Merah Putih platform Universitas Airlangga (Unair) terus berlangsung. Hingga Senin (9/8), vaksin dengan metode inactivated virus itu sudah disuntikkan ke delapan hewan coba besar makaka (hewan sejenis monyet yang memiliki struktur organ menyerupai manusia). Proses penyuntikan sampai pembentukan antibodi dilakukan hingga sebulan.
Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development Unair Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengatakan bahwa saat ini suntikan pertama Vaksin Merah Putih platform Unair sudah dilakukan terhadap delapan makaka. Suntikan itu diberikan pada 25 Juli. Kemudian, dilanjutkan suntikan vaksin kedua dua minggu setelah suntikan pertama. ’’Sementara belum bisa dilihat hasilnya karena baru disuntikkan ke delapan makaka,” katanya kepada Jawa Pos kemarin.
Nyoman menuturkan bahwa setelah makaka mendapat suntikan vaksin lengkap, akan dilihat 28 hari atau empat minggu agar terbentuk antibody.
Setelah itu, makaka tersebut diuji tantang terhadap virus varian Delta yang saat ini banyak menyebar di Indonesia. ’’Ya, kami akan uji tantangkan dengan virus Delta. Setelah disuntik vaksin lengkap, makaka dipaparkan dengan virus varian Delta,” ujarnya.
Jika dalam uji tantang vaksin tersebut bisa menetralisasi virus Delta, itu berarti hasilnya baik. Namun, jika makaka terinfeksi virus Delta, akan dilihat tingkat keparahannya. Termasuk gejala-gejala yang dialami makaka.
’’Tim peneliti akan terus mengamati seberapa efektif vaksin yang disuntikkan ke makaka. Kalau terinfeksi, seperti apa gejala-gejalanya,” jelasnya.
Menurut dia, seperti penelitian di Eropa, mungkin ada penurunan efektivitas vaksin sebesar 10 persen pada orang yang sudah divaksin. Namun, vaksin tetap digunakan karena bisa mencegah tingkat keparahan daripada seseorang yang tidak divaksin.
’’Jadi, sekarang kita sedang berlomba-lomba dengan virus,” kata perempuan yang juga anggota tim peneliti Vaksin Merah Putih platform Unair itu.
Nyoman menuturkan, penyuntikan vaksin terhadap makaka terus dilakukan. Tidak hanya berhenti pada delapan makaka, tim peneliti menargetkan suntikan vaksin diberikan ke 40 makaka. Namun, ketersediaan makaka yang susah diperoleh membuat tim peneliti melakukan uji praklinis tahap kedua secara bertahap.
Saat ini makaka yang disuntik Vaksin Merah Putih platform Unair diperoleh dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur. Targetnya, uji praklinis tahap kedua tersebut bisa tuntas sekitar pertengahan September. Kemudian, dilanjutkan uji klinis pada akhir September. ’’Mestinya uji praklinis ke makaka ini sudah selesai dan Agustus mulai uji klinis. Ya, kendalanya di ketersediaan makaka,” ujarnya.