JawaPos.com – M. Fadli Imammudin akan menjadi satu-satunya cyclist yang berlaga di Paralimpiade Tokyo 2020.

Event tersebut dihelat mulai 24 Agustus mendatang. Indonesia bakal memberangkatkan 23 atlet dari nomor paracycling, tenis meja, renang, bulu tangkis, powerlifting, atletik, dan renang.

Fadli akan turun dalam dua nomor, yaitu 4.000 meter individual pursuit dan 1.000 meter individual pursuit.

”Mungkin yang nomor 1.000 meter tidak bisa maksimal karena memang bukan spesialis saya. Selain itu, saya tidak ingin sampai mengganggu nomor 4.000 meter yang merupakan spesialis saya,” kata Fadli kepada Jawa Pos.

Akibat pandemi, persiapan Fadli memang terpengaruh. Tahun lalu dia dijadwalkan mengikuti ASEAN Para Games 2019 di Filipina, tetapi batal.
Fadli memperoleh tiket ke Tokyo setelah finis kesembilan pada nomor time trial dan road race dalam UCI Para-cycling Road World Championships 2021.

Event itu berlangsung pada 9–13 Juni 2021 di Cascais, Portugal.

Fadli menyatakan, persaingan di Paralimpiade Tokyo 2020 nanti sangat berbeda dengan Asian Para Games 2018. Saat itu Fadli berhasil menyumbangkan emas pada nomor 4.000 meter individual pursuit.

”Gap antara cyclist Asia dan Eropa sangat besar. Saat Kejuaraan Dunia, saya bisa finis di urutan ketujuh. Itu pun terjadi setelah tahun lalu. Tetapi, sekarang saya sudah lebih improve,” kata bapak dua anak tersebut.

Dengan persaingan ketat itu, Fadli optimistis bisa memberikan hasil yang terbaik. Dia menceritakan, saat Asian Para Games 2018, dirinya hanya ditargetkan meraih dua perunggu. Namun, dia bisa mempersembahkan 1 emas, 1 perak, dan 1 perunggu.

”Saya punya target dalam diri saya, bisa tampil maksimal. Kalau target maksimal, hasil terbaik bisa saya dapatkan. Itu yang saya jaga dalam diri sendiri. Saya nggak ingin terbebani, ingin main lepas, dan konsentrasi di situ,” jelasnya.

Fadli dijadwalkan bertolak ke Jepang pada 17 Agustus mendatang. Saat ini dia menjalani pemusatan latihan di Solo. Kondisi pandemi membuatnya waswas. Namun, menurut dia, itu bukan alasan persiapan tidak maksimal.

”Sekarang disiasati dengan menggunakan smart trainer, tapi program sudah sesuai untuk kondisi pertandingan. Beruntung juga sempat diperbolehkan berlatih di Jakarta International Velodrome beberapa minggu lalu. Itu cukup membantu,” ujar Fadli.

By admin