JawaPos.com – Bareskrim Polri masih mengembangkan kasus peretasan situs milik Sekretariat Kabinet (Setkab RI) oleh 2 remaja berinisial BS, 18, dan ML, 17. Keduanya diduga sudah sering melakukan kejahatan serupa. Baik terhadap situs dalam negeri maupun luar negeri.
“BS telah melakukan peretasan di dalam dan luar negeri sebanyak 650 website,” kata Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Selasa (10/8).
Peretasan ini diduga dilakukan oleh pelaku dengan latar belakang untuk mencari keuntungan. Mereka biasa menjual peretasan ini kepada pihak tertentu.
“Motif kedua pelaku melakukan defacing guna mencari keuntungan dengan menjual skrip backdoor dari web yang menjadi target,” jelas Ramadhan.
Diketahui, situs setkab.go.id menampilkan foto seorang demonstran yang tengah memegang Bendera Merah Putih. Foto itu diketahui berasal dari aksi demonstrasi di Gedung DPR pada 2019 silam. Demonstran yang terfoto adalah seorang siswa Sekolah Menengah Atas yang nampak memegang bendera Merah Putih di tengah lontaran gas air mata.
Tak ada opsi untuk memilih laman lain dalam tampilan web Setkab yang diretas. Di bawah foto, tertulis bahwa ia diretas oleh Zyy Ft Lutfifake.
Peretas menuliskan narasi bahwa kekacauan tengah terjadi dan Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Ia merujuk pada kebijakan pemerintah yang menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), dan mengharuskan warga tinggal di rumah. Ia menyebut masyarakat stres dan depresi akibat hal ini.
“Penguasa menikmati dunianya sendiri dengan gaji yang mengalir setiap hari. Di mana keadilan di negara ini?” tulis peretas itu.
Peretas juga menyebut Sila Pertama Ketuhanan yang Maha Esa, namun sila 2 hingga 5 tak ada perubahan.
Berikut pernyataan lengkap peretas dalam situs Sekretariat Kabinet di setkab.go.id:
“Kekacauan Dimana-mana, Indonesia Sedang Tidak Baik-Baik Saja. Rakyat Harus Dirumah Tanpa Ada Dispensasi Dan Kompensasi Apapun Yang Membuat Rakyat Indonesia Merasa Stress Dan Depresi. Penguasa menikmati Dunia nya sendiri Dengan Gaji Yang Mengalir Tiap Hari. Di mana Keadilan Di Negara Ini. Pancasila,” tulis peretas tersebut.