JawaPos.com – Afghanistan di ambang kejatuhan ke tangan Taliban. Tanpa adanya bantuan pasukan asing, tentara pemerintah tak mampu memberi perlawanan berarti.
Kelompok yang berdiri sejak 1994 itu menyerang beberapa ibu kota provinsi sejak Jumat (6/8). Hasilnya, hingga kemarin (8/8), mereka sudah menguasai 5 ibu kota provinsi.
Zaranj, Provinsi Nimruz, yang berbatasan dengan Iran jatuh lebih dulu. Disusul dengan Sheberghan, Provinsi Jawzjan, di hari berikutnya. Kemarin, dalam satu hari ada 3 ibu kota provinsi yang langsung takluk. Yaitu, Kunduz, Sar-e-Pul, dan Takhar di Provinsi Takhar. Taliban pun membebaskan para anggotanya yang ditahan di kota-kota tersebut.
Aktivis Hak Perempuan di Sar-e-Pul Parwina Azimi mengungkapkan bahwa pejabat pemerintah dan juga pasukan Afghanistan telah mundur ke barak militer sektiar 3 kilometer dari ibu kota. Nasib serupa dialami tentara Afghanistan di Taloqan.
’’Kami terpaksa mundur sore ini (kemarin, Red) setelah pemerintah gagal mengirimkan bala bantuan. Kota ini telah jatuh sepenuhnya ke tangan Taliban,’’ uja salah satu petugas keamanan seperti dikutip Agence France-Presse.
Kunduz adalah pencapaian terbesar Taliban sejak meluncurkan serangan Mei lalu. Tepatnya ketika pasukan AS mulai ditarik dari negara tersebut. Ia seperti menjadi target abadi bagi Taliban.
Organisasi yang pernah berkuasa di Afghanistan itu pernah menguasai Kunduz pada 2015 lalu tapi hanya sebentar. Mereka berkuasa lagi pada 2016, tapi juga hanya sesaat.
’’Jatuhnya Kunduz cukup signifikan karena akan membebaskan sejumlah besar pasukan Taliban yang mungkin kemudian akan dimobilisasi di wilayah bagian utara lainnya,’’ ujar Ibraheem Thurial, konsultan di International Crisis Group.
Wilayah utara adalah daerah yang penting jika pemerintah Afghanistan ingin bertahan dalam jangka panjang. Ia selama ini dianggap sebagai benteng anti-Taliban. Beberapa perlawanan keras terhadap pemerintahan Taliban pada 1990an berasal dari wilayah utara. Hingga detik ini, beberapa milisi masih tinggal di utara dan ia menjadi tempat perekrutan untuk angkatan bersenjata Afghanistan.
Sheberghan adalah markas panglima perang Afghanistan Abdul Rashid Dostum. Dia memiliki milisi yang biasa membantu pemerintah. Pasukan Dostum dan tentara Afghanistan mundur ke Mazar-i-Sharif, Provinsi Balkh.
Dostum adalah penguasa milisi terbesar di utara dan memiliki reputasi menakutkan saat memerangi Taliban pada 1990an. Pemerintah berharap agar mereka bisa membantu pasukan Afghanistan. Namun, harapan itu pupus ketika pasukan Dostum mundur.
Pemerintah berjanji merebut kembali kota-kota yang sudah diambil alih Taliban. Termasuk mengamankan beberapa instalasi penting seperti radio nasional dan gedung-gedung stasiun televisi. Mereka memastikan bangunan penting belum dikuasai Taliban. Bala bantuan, termasuk pasukan khusus tengah dikerahkan ke Sar-e-Pul dan Sheberghan.
’’Kota-kota yang ingin dikuasai Taliban ini segera akan menjadi kuburan mereka,’’ ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan Mirwais Stanikzai.
Taliban memang mulai menguat sejak pasukan AS dan NATO ditarik pulang. Hampir setiap hari kekuasaan mereka bertambah. AS memang masih membantu, tapi tidak banyak. Sabtu (7/8) tentara AS melakukan serangan udara pada tentara Taliban di Sheberghan. Sayangnya itu tidak membuat Taliban terkalahkan.