JawaPos.com – Vaksinasi menjadi salah satu upaya untuk menekan laju penularan Covid-19. Jika terpapar, diyakini kondisi pasien akan lebih ringan dibanding mereka yang tak divaksinasi. Makanya, masyarakat terus didorong untuk tidak ragu divaksinasi karena manfaatnya jauh lebih besar dan demi terciptanya kekebalan kawanan atau herd immunity.
Sejumlah klinik telah melaksanakan bersama-sama vaksinasi Covid-19. Menurut data yang diambil dari Reuters dan situs ‘Our World in Data’, per 7 Agustus 2021, Indonesia saat ini telah mendapatkan sekitar 72 juta vaksin Covid-19 dengan jumlah total masyarakat Indonesia yang telah divaksin lengkap mencapai lebih dari 22 juta jiwa dan sisanya 50 juta jiwa sudah terima vaksin pertama.
“Tentunya besar harapan kita bahwa angka cakupan imunisasi ini dapat meningkat dengan cepat,” kata
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Ahli Vaksin (Internist & Vaccinologis) serta Founder InHarmony Clinic, dr. Kristoforus Hendra Djaya saat menerima rekor MURI dengan ‘Jaringan Klinik Vaksinasi yang Melayani Vaksin Covid Terbanyak’ baru-baru ini.
Menurutnya meski sebagian besar program vaksinasi Covid-19 bersifat sosial dan harus diberikan kepada masyarakat secara cuma-cuma atau gratis, klinik ikut berkontribusi dalam mewujudkan herd immunity. Menurutnya hal itu merupakan tanggung jawab sosial oleh klinik vaksinasi.
“Vaksinasi untuk mengeradikasi penyakit. Kami ingin Indonesia bebas Covid19,” ujar dr. Kristoforus.
Dosis vaksinasi diberikan kepada berbagai lapisan masyarakat dari tenaga kesehatan, lansia, dan masyarakat umum, mulai dari 12 tahun ke atas. Menurutnya selama manfaatnya lebih besar jauh dibanding risiko artinya lebih banyak orang terselamatkan dari obat tersebut, maka akan terus digunakan.
“Dalam hal vaksin, keamanan itu adalah bobot tertinggi setelah efikasi. Makanya jangan ragu untuk divaksin,” tegas dr. Kristoforus.
Sesuai protokol penyuntikan vaksinasi Covid-19, setiap orang yang telah disuntik vaksin Covid-19 diharuskan untuk menunggu setidaknya 30 menit di faskes penyuntikan sebelum dibolehkan berkegiatan kembali. Ini adalah protokol surveilans.
Menurutnya tujuan dari dilakukannya protokol ini adalah untuk mengantisipasi adanya gejala alergi berat atau tidak setelah penyuntikan. Maka para dokter mengajak masyarakat supaya tidak perlu takut lagi divaksinasi.