JawaPos.com – Siapa sangka minyak jelantah dengan warna cenderung cokelat gelap dan punya aroma apek bisa diubah menjadi benda yang estetis dan berdaya guna. Yakni, lilin aromaterapi. Aromanya wangi dengan tampilan warna-warni nan cantik.
Lilin-lilin aromaterapi itu diracik Eka Yuni Karnifa bersama tim Bank Sampah Berkah Sukomanunggal, Surabaya. Ratusan liter minyak jelantah disortir. Minyak jelantah yang memiliki warna gelap disisihkan dan digunakan untuk mesin biodiesel. ”Nah, jelantah yang baru dipakai 1–2 kali dipinggirkan untuk lilin aromaterapi,” jelas Eka, koordinator bank sampah, saat ditemui di rumahnya, Minggu (8/8).
Alumnus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) ”Veteran” Jawa Timur itu menjelaskan, per 150 mililiter (ml) jelantah bisa dibuat menjadi 7–8 lilin aromaterapi. Jelantah tersebut didapatkan dari setoran nasabah bank sampah. Setelah disortir, minyak dicampur parafin padat. Setelah itu, minyak dan parafin dipanaskan. Lalu, ditambahkan pewarna. Bisa menggunakan krayon bekas atau warna apa pun yang dapat masuk ke minyak.
Ada enam anggota yang terlibat dalam pembuatan lilin aromaterapi tersebut. ”Ilmu pembuatan lilin aromaterapi ini didapatkan setelah ada pelatihan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan beberapa waktu lalu,” ujar Eka.
Ibu dua anak itu menyebutkan, lilin aromaterapi dijual Rp 5.000–Rp 15.000. Ukurannya variatif. Ada yang berada di dalam gelas dengan size 30 ml hingga 150 ml. Lilin dikemas dalam kardus yang ramah lingkungan.
Sementara ini, Eka memasarkan lilin aromaterapi dari mulut ke mulut. Jika ada pesanan, dia dan tim akan membuat lilin aromaterapi sesuai dengan jumlah pesanan. Dalam waktu dekat, dia mengepakkan sayap lebih lebar ke platform digital seperti e-commerce. ”Beberapa waktu lalu juga ada pameran virtual UMKM. Dibawa ini lilin aromaterapinya,” tandasnya.