JawaPos.com–Tim sapu bersih pungut liar (Saber Pungli) Provinsi Jawa Barat (Jabar) menemukan dugaan pemalsuan kualitas beras di sejumlah keagenan di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, terkait program BPNT.
Katim Tindak Saber Pungli Polda Jabar AKBP Zul Azmi seperti dilansir dari Antara di Bandung membenarkan adanya temuan dalam investigasi ke lapangan tersebut. Pihaknya akan melakukan pendalaman mengenai dugaan penyimpangan-penyimpangan program BPNT (bantuan pangan non tunai) di Kabupaten Bandung Barat.
”Diduga CV TKJ (keagenan beras) hanya menjual karungnya saja yang sudah memiliki izin kemas dan izin edar dari Kementerian Pertanian. Namun, berasnya bukan beras premium sebagaimana tercantum di karung tapi memakai beras lokal,” ujar Zul Azmi.
Tim Saber Pungli juga menemukan di wilayah tersebut, supplier mengirim komoditi yang buruk ke KPM (keluarga penerima manfaat).
”Kami akan memastikan supaya program BPNT lebih tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu, tepat harga, tepat kualitas, dan tepat administrasi. Jangan sampai ditemukan korupsi akibat banyaknya oknum yang bermain,” ucap Zul Azmi.
Buruknya kualitas komoditi diterima sejumlah agen di Kecamatan Ciburuy, Kabupaten Bandung Barat, dari supplier CV TKJ. Sejumlah agen menerima komoditi beras dan telur sangat jauh dari ketentuan pedoman umum (Pedum) BPNT.
Salah satu agen BPNT di pinggir Situ Ciburuy, menerima beras dari CV TKJ yang kualitasnya bukan premium tapi dihargakan beras premium. Begitu pun dengan komoditi telur yang harganya membumbung tinggi. Harga eceran telur di pasar Rp 22.500/kg. Namun supplier menghargakan ke agen dan KPM Rp 28.000 sampai dengan Rp 29.000/kg.
Buruknya komoditi yang diterima KPM diakui Titin, salah satu ketua RW di wilayah Keagenan Ciburuy. Menurut dia, warga terpaksa menerima komoditi yang tak sesuai kualitasnya tersebut.