JawaPos.com – Negara-negara anggota ASEAN akhirnya mencapai kata sepakat. Mereka menunjuk Menteri Luar Negeri II Brunei Erywan Yusof sebagai utusan khusus ASEAN untuk Myanmar. Penunjukan sempat tertunda selama beberapa bulan karena konflik internal. Yusof akan menjadi jembatan untuk menyelesaikan masalah politik di negara yang kini dikuasai junta militer tersebut.
Tugas Yusof nanti adalah membangun kepercayaan dan keyakinan semua pihak terkait. Dia bakal memiliki akses penuh ke setiap pihak yang terlibat dalam konflik di Myanmar. Sejak Myanmar dalam status kudeta Februari lalu, Yusof pernah berkunjung ke negara tersebut. Tepatnya pada 4 Juni saat dia bertemu dengan Pemimpin Junta Militer Jendral Min Aung Hlaing.
ASEAN memang mendapatkan tekanan dari berbagai pihak agar segera mengambil tindakan atas Myanmar. Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken yang ikut dalam rapat virtual para menteri luar negeri ASEAN menyambut baik penunjukan tersebut.
Dia mendesak ASEAN untuk membuat junta militer bertanggung jawab atas perbuatannya. ’’Saya menyerukan pada junta militer Myanmar untuk segera mengakhiri kekerasan, memulihkan pemerintahan demokratis, dan membebaskan mereka yang ditahan secara tidak adil,’’ ujar Blinken seperti dikutip Agence France-Presse.
Penunjukan Yusof juga diharapkan bisa membuka jalan bagi ASEAN untuk bisa mengirimkan bantuan darurat guna mengatasi pandemi Covid-19. Pekan lalu Inggris sudah memperingatkan bahwa separo di antara 54 juta populasi di Myanmar bisa terinfeksi virus SARS-CoV-2 hanya dalam waktu dua pekan. Di lain pihak, PBB memperkirakan hanya 40 persen fasilitas kesehatan di negara tersebut yang berfungsi. Para tenaga medis masih melakukan mogok kerja.